Siswa LPK Saitama berhasil lolos seleksi yang diadakan BBPVP Semarang beberapa waktu lalu. Seleksi ini menggunakan sistem yang berbeda dari seleksi IM Japan reguler. Seleksi yang diadakan pada BBPVP mengharuskan peserta mengerjakan tes bahasa pada tahap awal seleksi. Tes bahasa awal tersebut berupa tes kotoba, katanaka dan hiragana.
Walaupun menggunakan format berbeda, siswa LPK Saitama masih banyak yang lolos seleksi tersebut. Berikut adalah list nama mereka yang lolos:
Sekali lagi, selamat bagi para siswa yang sudah lolos seleksi IM Japan ini. Mudah-mudahan bisa melanjutkan Pelatihan Tahap 1 IM Japan dengan lancar dan semakin cepat berangkat ke Jepang. Bagi para siswa lain yang masih mempersiapkan diri ikut seleksi, jangan menyerah dan terus semangat! Kalian juga bisa kok mengikuti jejak para senpai lolos seleksi dan berangkat ke Jepang!
Anak SD Jepang jalan kaki jauh untuk sekolah di musim panas ini, untungnya ada pekerja pabrik yang perduli. Kredit Gambar: Sy Chen/Unsplash
Video yang
membahagiakan hati mendapat banyak perhatian di Jepang. Video ini tentang anak
SD Jepang jalan kaki panjang tapi mendapat bantuan pekerja pabrik. Yuk, cek
video dan cerita yang menghangatkan hati ini!
Video di
atas adalah laporan media berita Jepang yang merekam bagaimana petugas pabrik
memasang dispenser minum di pinggir jalan. Alat minum ini dipasang ternyata
untuk anak SD Jepang yang berangkat dan pulang sekolah jalan kaki.
Lokasi
berita ini ada di Prefektur Aichi, tepatnya di kota kecil bernama Kota. Di
daerah ini, anak-anak SD tidak memiliki akses kendaraan umum yang mudah. Maka
dari itu, kebanyakan di antara mereka berangkat jalan kaki. Katanya mereka
harus menempuh perjalanan 3 kilometer ke sekolah. Jika menghitung jarak pulang
dan pergi, totalnya mereka jalan 6 kilometer setiap harinya.
Kondisi
jalan panjang ini tentu tidak masalah di cuaca normal, tetapi saat musim panas
jelas bahaya. Masalah musim panas Jepang tidak boleh diremehkan karena bisa
hasilkan heatstroke dan dehidrasi parah.
Maka dari
itu, ada pekerja pabrik di Jepang yang pasang alat minum di jalan tempat
anak-anak tersebut lewat. Tiap pagi anak-anak disapa petugas pabrik dan
diarahkan agar bisa minum puas sebelum melanjutkan perjalanan.
Pekerja
pabrik di Jepang ini mengaku kasihan melihat anak-anak yang harus jalan di
situasi panas. Namun, tidak banyak yang ia bisa lakukan, sehingga akhirnya
memasang alat minum ini di depan kantor pabrik.
Cerita ini
bisa kamu tangkap sebagai penanaman sikap yang berbeda dengan orang Indonesia.
Jika di Indonesia, anak-anak ini pasti tidak mau jalan. Mereka pasti minta
diantarkan orang tua tiap harinya. Di sisi lain, orang-orang sekitar tidak akan
perduli jika ada anak SD harus jalan jauh di Indonesia.
Sebagai
orang Indonesia, mari belajar dari cerita anak SD Jepang jalan kaki jauh
dan mendapat bantuan ini. Semoga kita memiliki mental tidak mengeluh seperti si
anak SD yang jalan kaki ke sekolah. Selain itu, kita harus belajar empati
seperti tenaga kerja pabrik dalam video tersebut!