Jumat, 01 Mei 2020

SUASANA MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN SEBAGAI KAUM MINORITAS DIJEPANG

Assalamu'alaikum warahmatullaah wabaraatuh...
Konnichiwa mina san...
Berjumpa kembali dengan LPK SAITAMA MAGELANG...oke, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana suasana serta suka duka menunaikan ibadah puasa ramadhan di Jepang.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang biasanya sangat di nanti-nanti oleh masyarakat muslim Indonesia karena suasana nya yang sangat berbeda dan selalu membuat rindu. Disaat berbuka puasa akan ada banyak penjual makanan khas seperti kolak, es buah dll di pinggir-pinggir jalan, ada juga yang sudah disediakan tempat untuk berjualan seperti bazar makanan, di tambah dengan suasana ramainya masjid-masjid karena banyak orang yang akan melaksanakan ibadah sunnah shalat tarawih. Dan di waktu sahur, di daerah pedesaan banyak anak muda yang berkeliling membangunkan sahur dengan diiringi oleh tabuhan bedug serta teriakan "sahur...sahurrr" juga diikuti dengan speaker masjid yang mengajak untuk bangun sahur. Puncak semaraknya saat lebaran karena semua sanak keluarga pulang ke halaman kampung untuk merayakan lebaran bersama. Hal ini sangat berbeda sekali dengan suasana Ramadhan di negara minoritas umat muslim, seperti di negeri sakura, yaitu Jepang. 

Menariknya dengan toleransi yang sangat tinggi dari penduduknya, masyarakat Jepang sangat menghargai dan memberikan kebebasan untuk menjalankan puasa Ramadhan. Hanya sedikit saja hambatan yang dialami dalam menjalankan badah puasa Ramadhan di Jepang, yang paling utama disebaban oleh kondisi cuaca dan lingkungan, sehingga nuansanya sangat berbeda dengan di Indonesia dan mungkin akan membuat kita sedikit lebih berat dalam menjalaninya.
Hikmah dan mana puasa Ramadhan sebenarnya tidak hanya menahan haus dan lapar, tetapi menahan diri dan hati dari emosi dan segala sesuatu yang membatalkan puasa, yaitu dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Oleh karena itu, meski suasananya berbeda, namun hikmah dan maknanya pada dasarnya tetap sama saja.

Berbeda dengan Indonesia, Jepang memiliki empat musim. Pada musim dingin, siang lebih pende dari pada malam sedangkan pada musim panas sebaliknya. 

Barangkali musim panas inilah tantangan terberat yang sering dikeluhkan oleh teman-teman Indonesia yang sedang berpuasa. Mengapa? Setidaknya dua alasan utama. Alasan pertama adalah suhu musim panas bisa jadi lebih rendah dibandingkan Indonesia, yaitu berkisar 33-36oC pada siang hari, tetapi musim panas di Jepang terasa lebih panas dan badan sering lengket disebabkan kelembapan yang tinggi. Untuk membayangkan kondisi cuaca yang menyebabkan badan lengket ini mirip seperti di Indonesia pada situasi saat akan turun hujan, hujannya tidak turun-turun tetapi temperatur sudah sangat tinggi. Alasan kedua, waktu siang lebih panjang sehingga akan semakin melengkapi tantangan untuk melakukan puasa ramadhan. Sahur dilakukan sebelum jam 3 pagi, sedangkan buka puasa (Maghrib) dilakukan lebih dari jam 7 malam, jadi setidaknya kita berpuasa selama 16-17 jam. Sementara itu, waktu Isya baru masuk sekitar setengah 9 malam sehingga tarawih dimulai jam 9 malam dan selesai sekitar jam 10 malam. Kondisi musim panas seperti ini mengakibatkan muslim di Jepang sering merasa berat melakukan puasa.

Tentunya hal-hal yang berat dalam melakukan puasa menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk semakin meningkatkan kualitas diri. Di balik kondisi cuaca yang berat, sebenarnya banyak juga hal yang bisa kita lakukan untuk meringankan pelaksanaan puasa saat musim panas di Jepang. Di antaranya dengan menghemat energi tubuh, mengurangi kegiatan di luar ruangan yang tidak terlalu penting sehingga mencegah dehidrasi, melakukan buka puasa dan sahur teratur, minum yang banyak di saat sahur dan berada di tempat yang sejuk. Di tempat kerja, kuliah, maupun sekolah biasanya selalu pendingin ruangan (air conditioner) selalu dijalankan sehingga kita tidak merasa panas, bisa mencegah rasa haus, dan tetap semangat berkarya.



Bukan hanya itu saja, namun masih ada banyak faktor yang lainnya. Namun karakter orang Jepang yang bertoleransi tinggi membuat kita tetap semangat dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan di Jepang.

Demikianlah sekilas mengenai kondisi ramadhan di Jepang. Walaupun tidak semeriah di negeri kita, Ramadhan akan tetap memberi nuansa tersendiri. Perjuangan berpuasa dan melakukan berbagai aktivitas ibadah bulan Ramadhan di negeri Sakura akan menjadi pengalaman yang indah dan tidak terlupakan pastinya. Bagi mina-san yang penasaran bagaimana merasakan suasana puasa Ramadhan di Jepang, bisa ikut program magang kerja Jepang di LPK SAITAMA MAGELANG...untuk informasi lebih lanjut mengenahi program magang kerja Jepang di LPK SATAMA MAGELANG, mina-san bisa langsung hubungi admin kami via whatsapp di nomor berikut 085-702-405-405.
Sekian sedikit ulasan menganahi suasana puasa Ramadhan di negeri sakura, ja matanee...
Wassalamu'alaikum warahmatullaah wabarakatuh...


LPK Saitama Membuka Pendaftaran Angkatan 121, Lulusan SMA Bisa Langsung Kerja ke Jepang Jika Daftar Sekarang!

Daftar di LPK Saitama membuka peluang lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang dengan mudah! Lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang? Ben...