![]() |
Tampilan pedesaan Jepang yang butuh banyak pekerja asing. Kredit Gambar: | /Unsplash
Diberitakan oleh Nikkei Asia bahwa pekerja asing di pedesaan Jepang hanya 50% saja yang betah menetap. Angka separuh ini sebenarnya bagus atau tidak sih? Apakah kerja di Jepang membuat tidak betah? Mari jawab semua pertanyaan tersebut pada bahasan artikel berikut!
Angka 50 Persen Adalah Tanda yang Kurang Baik Tetapi Tidak
Terlalu Parah
Jika
dilihat dari perspektif sehat atau tidak angka 50% ini, jawabannya tentu tidak.
Jepang berharap menggaet banyak pekerja asing untuk menetap di Jepang jangka
panjang. Jika separuh pekerja tidak betah ingin pulang, tentu usaha mereka
gagal artinya.
Walaupun
begitu, tanda 50% juga tidak terlalu buruk. Ini tandanya kebijakan pemerintah
Jepang sudah efektif menarik separuh orang untuk menetap. Golongan yang menetap
ini adalah low skill labor di
Jepang yang memang sudah antisipasi kerja di pedesaan.
Namun, golongan high
skilled labor mengaku tidak betah dan berharap bisa bekerja di area perkotaan.
Jadi, sebenarnya masalahnya adalah tinggal di pedesaan saja. Jika banyak
pekerja asing dipindahkan ke kota, pasti makin banyak yang mau tinggal lama di
Jepang.
Berbagai Alasan Pekerja Asing di Pedesaan Jepang Merasa
Tidak Betah
Dari
beberapa sumber survey yang ada, kebanyakan pekerja asing di area pedesaan
Jepang memiliki masalah dengan fasilitas dan koneksi sosial.
Untuk
fasilitas tentu saja pedesaan akan berbeda dengan area perkotaan Jepang.
Fasilitas pusat perbelanjaan, fasilitas kesehatan dan transportasi lebih sulit
didapatkan pada area pedesaan. Sekalipun ada, jaraknya dengan tempat tinggal
bisa saja jauh.
Kondisi
lain yang membuat orang asing tidak betah di pedesaan Jepang adalah koneksi
sosial. Walaupun orang Jepang kebanyakan ramah, area pedesaan umumnya sepi
sehingga mengurangi frekuensi interaksi.
Tercatat
rata-rata kepadatan penduduk di area pedesaan dapat capai 15 orang per
kilometer persegi saja. Dalam kondisi ini, interaksi sosial sangat terbatas.
Apalagi jika pekerja asing memiliki masalah komunikasi dan kurang aktif
sosialisasi. Pasti terasa kesepian.
Masalah
fasilitas dan koneksi sosial ini sebenarnya adalah masalah umum. Warga Jepang
di pedesaan sendiri merasakan masalah ini dan berusaha pindah ke area
perkotaan. Motivasi pindah ke kota adalah alasan makin sedikit anak muda
tinggal di pedesaan Jepang.
Anak muda
Jepang yang lahir di pedesaan pasti ingin dapatkan kesempatan studi dan kerja
lebih baik di area kota. Standar hidup yang baik memang lebih mudah dirasakan
di area kota Jepang daripada pedesaan.
Selain masalah paling
besar tersebut, beberapa pekerja asing di Jepang memiliki alasan lain juga.
Alasan lain ini minoritas terjadi, tetapi tetap ada.
Alasan lain yang
minoritas ini contohnya adalah tempat kerja yang kurang baik. Banyak perusahaan
Jepang yang sering eksploitasi pekerja-nya. Jadi tidak aneh jika ada pekerja
asing yang tidak betah juga.
Untungnya praktek
eksploitasi ini mulai berkurang karena aturan pemerintahan Jepang . Sampai saat
ini, banyak usaha perlahan dari pemerintah untuk bersihkan perusahaan
bermasalah tersebut.
Alasan Mengapa Tetap Ada Pekerja Asing yang Betah Menetap
di Pedesaan Jepang
Walaupun
ada yang tidak betah, separuh pekerja
asing di pedesaan Jepang tetap ingin tinggal. Mereka memandang alasan negatif
soal fasilitas dan kurangnya interaksi sosial tidak begitu berpengaruh.
Golongan yang mau
menetap ini memiliki motivasi lain untuk menetap. Pertama adalah kondisi hidup
yang masih lebih baik daripada negara asal. Pekerja dari Indonesia, Vietnam dan
Filipina lebih sering beri komentar positif soal tinggal di pedesaan Jepang.
Bayaran kerja di
Jepang memang lebih tinggi dan dibandingkan area pedesaan tiga negara itu,
kerja di pedesaan Jepang lebih positif.
Apalagi jika yang
kerja juga orang desa dari negara masing-masing, pasti sudah biasa jadinya.
Jika kuat hidup sederhana tanpa banyak fasilitas perkotaan, pasti tetap betah
lama di pedesaan Jepang.
Sekarang sudah jelas
mengapa angka 50% adalah tanda yang tergolong kurang baik bagi pihak Jepang.
Namun di sisi lain, hal ini tidak terlalu parah sebagai hal negatif. Pemerintah
masih punya peluang memperbaiki beberapa aspek soal kerja dan tinggal di
pedesaan dan menarik pekerja asing mau menetap.