Sabtu, 10 Agustus 2024

50 Persen Pekerja Asing di Pedesaan Jepang Memutuskan Menetap, Apakah Ini Angka Baik Atau Buruk?

Tampilan pedesaan Jepang yang butuh banyak pekerja asing. Kredit Gambar: Ken Cheung/Unsplash

Diberitakan oleh Nikkei Asia bahwa pekerja asing di pedesaan Jepang hanya 50% saja yang betah menetap. Angka separuh ini sebenarnya bagus atau tidak sih? Apakah kerja di Jepang membuat tidak betah? Mari jawab semua pertanyaan tersebut pada bahasan artikel berikut!

Angka 50 Persen Adalah Tanda yang Kurang Baik Tetapi Tidak Terlalu Parah

Jika dilihat dari perspektif sehat atau tidak angka 50% ini, jawabannya tentu tidak. Jepang berharap menggaet banyak pekerja asing untuk menetap di Jepang jangka panjang. Jika separuh pekerja tidak betah ingin pulang, tentu usaha mereka gagal artinya.

Walaupun begitu, tanda 50% juga tidak terlalu buruk. Ini tandanya kebijakan pemerintah Jepang sudah efektif menarik separuh orang untuk menetap. Golongan yang menetap ini adalah low skill labor di Jepang yang memang sudah antisipasi kerja di pedesaan.

Namun, golongan high skilled labor mengaku tidak betah dan berharap bisa bekerja di area perkotaan. Jadi, sebenarnya masalahnya adalah tinggal di pedesaan saja. Jika banyak pekerja asing dipindahkan ke kota, pasti makin banyak yang mau tinggal lama di Jepang.

Berbagai Alasan Pekerja Asing di Pedesaan Jepang Merasa Tidak Betah

Dari beberapa sumber survey yang ada, kebanyakan pekerja asing di area pedesaan Jepang memiliki masalah dengan fasilitas dan koneksi sosial.

Untuk fasilitas tentu saja pedesaan akan berbeda dengan area perkotaan Jepang. Fasilitas pusat perbelanjaan, fasilitas kesehatan dan transportasi lebih sulit didapatkan pada area pedesaan. Sekalipun ada, jaraknya dengan tempat tinggal bisa saja jauh.

Kondisi lain yang membuat orang asing tidak betah di pedesaan Jepang adalah koneksi sosial. Walaupun orang Jepang kebanyakan ramah, area pedesaan umumnya sepi sehingga mengurangi frekuensi interaksi.

Tercatat rata-rata kepadatan penduduk di area pedesaan dapat capai 15 orang per kilometer persegi saja. Dalam kondisi ini, interaksi sosial sangat terbatas. Apalagi jika pekerja asing memiliki masalah komunikasi dan kurang aktif sosialisasi. Pasti terasa kesepian.

Masalah fasilitas dan koneksi sosial ini sebenarnya adalah masalah umum. Warga Jepang di pedesaan sendiri merasakan masalah ini dan berusaha pindah ke area perkotaan. Motivasi pindah ke kota adalah alasan makin sedikit anak muda tinggal di pedesaan Jepang.

Anak muda Jepang yang lahir di pedesaan pasti ingin dapatkan kesempatan studi dan kerja lebih baik di area kota. Standar hidup yang baik memang lebih mudah dirasakan di area kota Jepang daripada pedesaan.

Selain masalah paling besar tersebut, beberapa pekerja asing di Jepang memiliki alasan lain juga. Alasan lain ini minoritas terjadi, tetapi tetap ada.

Alasan lain yang minoritas ini contohnya adalah tempat kerja yang kurang baik. Banyak perusahaan Jepang yang sering eksploitasi pekerja-nya. Jadi tidak aneh jika ada pekerja asing yang tidak betah juga.

Untungnya praktek eksploitasi ini mulai berkurang karena aturan pemerintahan Jepang . Sampai saat ini, banyak usaha perlahan dari pemerintah untuk bersihkan perusahaan bermasalah tersebut.

Alasan Mengapa Tetap Ada Pekerja Asing yang Betah Menetap di Pedesaan Jepang

Walaupun ada yang tidak betah, separuh pekerja asing di pedesaan Jepang tetap ingin tinggal. Mereka memandang alasan negatif soal fasilitas dan kurangnya interaksi sosial tidak begitu berpengaruh.

Golongan yang mau menetap ini memiliki motivasi lain untuk menetap. Pertama adalah kondisi hidup yang masih lebih baik daripada negara asal. Pekerja dari Indonesia, Vietnam dan Filipina lebih sering beri komentar positif soal tinggal di pedesaan Jepang.

Bayaran kerja di Jepang memang lebih tinggi dan dibandingkan area pedesaan tiga negara itu, kerja di pedesaan Jepang lebih positif.

Apalagi jika yang kerja juga orang desa dari negara masing-masing, pasti sudah biasa jadinya. Jika kuat hidup sederhana tanpa banyak fasilitas perkotaan, pasti tetap betah lama di pedesaan Jepang.

Sekarang sudah jelas mengapa angka 50% adalah tanda yang tergolong kurang baik bagi pihak Jepang. Namun di sisi lain, hal ini tidak terlalu parah sebagai hal negatif. Pemerintah masih punya peluang memperbaiki beberapa aspek soal kerja dan tinggal di pedesaan dan menarik pekerja asing mau menetap.

LPK Saitama Membuka Pendaftaran Angkatan 121, Lulusan SMA Bisa Langsung Kerja ke Jepang Jika Daftar Sekarang!

Daftar di LPK Saitama membuka peluang lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang dengan mudah! Lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang? Ben...