![]() |
Tampilan Akihabara yang menjadi bukti game gacha Jepang kalah bersaing. Kredit Gambar: Kombinasi @JPT_Struggles/X.com dan /Unslpash. |
Bagi yang mau kerja di Jepang, pastikan kamu tahu soal budaya hobi game gacha di sana. Game gacha menjadi langganan para orang kantoran Jepang karena mudah dimainkan. Namun, game gacha yang mereka mainkan tidak lagi dari Jepang. Apa alasan game gacha Jepang kalah bersaing?
Perspektif game gacha
Jepang kalah bersaing diperkuat oleh postingan viral di X.com dari akun @JPT_Struggles.
Pada postingan tersebut terlihat Akihabara penuh dengan gambar game gacha asal
Tiongkok dibanding game asli asal Jepang.
Bagi kamu yang ingin
masuk industri kreatif game dan anime di Jepang, diskusi soal persaingan game
gacha antara Tiongkok dan Jepang wajib diperhatikan. Mari bahas lebih dalam
pada artikel berikut!
Game Gacha Tiongkok Sudah Dominasi Pasar Game Gacha Global
Sudah
beberapa tahun game gacha dari Tiongkok mendominasi pasar global. Game yang
sebelumnya terkenal seperti Fate Grand Order, Granblue Fantasy dan Fire Emblem
Hero sekarang sudah tergeser.
Sekarang
lebih banyak game asal Tiongkok dan Korea Selatan mengisi spot game gacha
Jepang. Contoh saja Genshin Impact, Wuthering Wave, Blue Archive, Nikke dan
Love and Deepspace memegang ranking atas dari segi pendapatan saat ini.
Pergeseran
ini tidak tiba-tiba terjadi, tapi merupakan pergeseran perlahan. Awalnya, hanya
Azurlane dan Arknights yang bersaing dengan gacha asa Jepang. Namun, sejak
muncul Genshin Impact, gacha asal Tiongkok tidak terbendung kekuatan
persaingannya.
Genshin
Impact selalu dapatkan pendapatan minimal sekitar $30.000.000 dalam satu bulan.
Sedangkan saat populer, pendapatan genshin bisa capai $90.000.000 sebulan. Ini
hanya satu dari banyak game asal Tiongkok lain yang performanya tinggi.
Berbagai Alasan Game Gacha Jepang Tidak Bisa Bersaing
Pada bagian
ini, mari bahas mengapa game gacha dari Jepang sulit bersaing dengan game gacha
asal Tiongkok tersebut.
Dari banyak diskusi
yang muncul di X.com dari postingan @JPT_Strunggles dan Reddit
r/gachagaming, dapat disimpulkan beberapa teori tentang alasan game gacha Jepang
kalah bersaing. Berikut adalah teori yang bisa mejadi alasan kuat kegagalan tersebut:
Masalah Region Lock dan Multiplatform
Saat membandingkan game
gacha dari Jepang, kamu akan temukan mereka dibatasi aksesnya. Game Jepang
seras dibuat hanya dinikmati oleh warga Jepang. Batasan ini tidak akan kamu
temukan pada game gacha asal Tiongkok.
Game gacha Tiongkok
rata-rata rilis bersamaan dan pada banyak platform. Game seperti Zenless Zone
Zero dapat kamu mainkan di Playstation 5, PC dan mobile. Bandingkan hal ini dengan
game Uma Musume yang dibatasi region lock dan hanya tersedia di mobile.
Batasan tersebut
membuat banyak orang tidak bisa main. Game gacha yang tidak mendapatkan banyak
pemain akan sulit berkembang pendapatannya. Jadi, bisa dibilang batasan akses
adalah salah satu masalah pada gacha game Jepang.
Masalah Perspektif Pengembangan Gacha Game oleh Perusahaan Jepang
Perusahaan game Jepang
memandang gacha sebagai mobile game yang tidak perlu banyak modal. Perspektif inilah
yang menghalangi game gacha Jepang berkembang baik. Jika dari awal modal sudah
dibatasi, bagaimana kualitas gamenya menjadi bagus?
Jika game gacha
Tiongkok, mereka memberi modal besar pada game agar dipandang seperti game sungguhan
dan bukan sekedar mobile game. Contoh saja Wuthering Wave yang merupakan proyek
besar dari developer Kuro Games yang awalnya kembangkan Punishing Gray Raven.
Dari pendapatan Punishing
Gray Raven yang merupakan game action ukuran ringan, Kuro Games berhasil buat
Wuthering Wave yang open world seperti game Breath of the Wild. Hal ini tidak
akan terjadi tanpa investasi serius dan perspektif yang terbatas hanya mobile
gaming.
Tidak Bisa Adaptasi dengan Pesaing dari Tiongkok
Jepang juga lambat
dalam adaptasi dengan pesaing. Buktinya, sampai saat ini tidak ada developer
game gacha Jepang yang ingin investasi game sebesar Genshin Impact dan
Wuthering Wave.
Perusahaan gacha game
Jepang yang sukses seperti Cygames memilih lari dari persaingan gacha.
Perusahaan ini memilih buat game kualtias tinggi tapi non-gacha. Hal ini
terbukti dari game Granblue Fantasy Relink yang merupakan RPG dan Granblue
Fantasy Versus yang adalah game fighting.
Akankah Game Gacha Jepang Bersaing Kembali?
Bila kamu
melihat sulitnya perusahaan Jepang utnuk adaptasi, kemungkinan game gacha
Jepang dapat bersaing lagi sangatlah kecil.
Perubahan
hanya dapat dilakukan saat ada perusahaan game Jepang yang mengembangkan gacha
game dengan serius layaknya game level AAA.
Bila game
yang dihasilkan masih terbatas mobile game semata, Jepang akan tetap kalah
dengan developer game gacha Tiongkok.