Selasa, 13 Agustus 2024

Empunya Gacha Malah Mengkerut, Ini Alasan Game Gacha Jepang Kalah Bersaing dengan Tiongkok di Pasar Global?

Tampilan Akihabara yang menjadi bukti game gacha Jepang kalah bersaing.
Kredit Gambar: Kombinasi 
@JPT_Struggles/X.com dan Chloe Evans/Unslpash.

Bagi yang mau kerja di Jepang, pastikan kamu tahu soal budaya hobi game gacha di sana. Game gacha menjadi langganan para orang kantoran Jepang karena mudah dimainkan. Namun, game gacha yang mereka mainkan tidak lagi dari Jepang. Apa alasan game gacha Jepang kalah bersaing?

Perspektif game gacha Jepang kalah bersaing diperkuat oleh postingan viral di X.com dari akun @JPT_Struggles. Pada postingan tersebut terlihat Akihabara penuh dengan gambar game gacha asal Tiongkok dibanding game asli asal Jepang.

Bagi kamu yang ingin masuk industri kreatif game dan anime di Jepang, diskusi soal persaingan game gacha antara Tiongkok dan Jepang wajib diperhatikan. Mari bahas lebih dalam pada artikel berikut!

Game Gacha Tiongkok Sudah Dominasi Pasar Game Gacha Global

Sudah beberapa tahun game gacha dari Tiongkok mendominasi pasar global. Game yang sebelumnya terkenal seperti Fate Grand Order, Granblue Fantasy dan Fire Emblem Hero sekarang sudah tergeser.

Sekarang lebih banyak game asal Tiongkok dan Korea Selatan mengisi spot game gacha Jepang. Contoh saja Genshin Impact, Wuthering Wave, Blue Archive, Nikke dan Love and Deepspace memegang ranking atas dari segi pendapatan saat ini.

Pergeseran ini tidak tiba-tiba terjadi, tapi merupakan pergeseran perlahan. Awalnya, hanya Azurlane dan Arknights yang bersaing dengan gacha asa Jepang. Namun, sejak muncul Genshin Impact, gacha asal Tiongkok tidak terbendung kekuatan persaingannya.

Genshin Impact selalu dapatkan pendapatan minimal sekitar $30.000.000 dalam satu bulan. Sedangkan saat populer, pendapatan genshin bisa capai $90.000.000 sebulan. Ini hanya satu dari banyak game asal Tiongkok lain yang performanya tinggi.

Berbagai Alasan Game Gacha Jepang Tidak Bisa Bersaing

Pada bagian ini, mari bahas mengapa game gacha dari Jepang sulit bersaing dengan game gacha asal Tiongkok tersebut.

Dari banyak diskusi yang muncul di X.com dari postingan @JPT_Strunggles dan Reddit r/gachagaming, dapat disimpulkan beberapa teori tentang alasan game gacha Jepang kalah bersaing. Berikut adalah teori yang bisa mejadi alasan kuat kegagalan tersebut:

Masalah Region Lock dan Multiplatform

Saat membandingkan game gacha dari Jepang, kamu akan temukan mereka dibatasi aksesnya. Game Jepang seras dibuat hanya dinikmati oleh warga Jepang. Batasan ini tidak akan kamu temukan pada game gacha asal Tiongkok.

Game gacha Tiongkok rata-rata rilis bersamaan dan pada banyak platform. Game seperti Zenless Zone Zero dapat kamu mainkan di Playstation 5, PC dan mobile. Bandingkan hal ini dengan game Uma Musume yang dibatasi region lock dan hanya tersedia di mobile.

Batasan tersebut membuat banyak orang tidak bisa main. Game gacha yang tidak mendapatkan banyak pemain akan sulit berkembang pendapatannya. Jadi, bisa dibilang batasan akses adalah salah satu masalah pada gacha game Jepang.

Masalah Perspektif Pengembangan Gacha Game oleh Perusahaan Jepang

Perusahaan game Jepang memandang gacha sebagai mobile game yang tidak perlu banyak modal. Perspektif inilah yang menghalangi game gacha Jepang berkembang baik. Jika dari awal modal sudah dibatasi, bagaimana kualitas gamenya menjadi bagus?

Jika game gacha Tiongkok, mereka memberi modal besar pada game agar dipandang seperti game sungguhan dan bukan sekedar mobile game. Contoh saja Wuthering Wave yang merupakan proyek besar dari developer Kuro Games yang awalnya kembangkan Punishing Gray Raven.

Dari pendapatan Punishing Gray Raven yang merupakan game action ukuran ringan, Kuro Games berhasil buat Wuthering Wave yang open world seperti game Breath of the Wild. Hal ini tidak akan terjadi tanpa investasi serius dan perspektif yang terbatas hanya mobile gaming.

Tidak Bisa Adaptasi dengan Pesaing dari Tiongkok

Jepang juga lambat dalam adaptasi dengan pesaing. Buktinya, sampai saat ini tidak ada developer game gacha Jepang yang ingin investasi game sebesar Genshin Impact dan Wuthering Wave.

Perusahaan gacha game Jepang yang sukses seperti Cygames memilih lari dari persaingan gacha. Perusahaan ini memilih buat game kualtias tinggi tapi non-gacha. Hal ini terbukti dari game Granblue Fantasy Relink yang merupakan RPG dan Granblue Fantasy Versus yang adalah game fighting.

Akankah Game Gacha Jepang Bersaing Kembali?

Bila kamu melihat sulitnya perusahaan Jepang utnuk adaptasi, kemungkinan game gacha Jepang dapat bersaing lagi sangatlah kecil.

Perubahan hanya dapat dilakukan saat ada perusahaan game Jepang yang mengembangkan gacha game dengan serius layaknya game level AAA.

Bila game yang dihasilkan masih terbatas mobile game semata, Jepang akan tetap kalah dengan developer game gacha Tiongkok.

Walaupun begitu, harapan tetap ada. Semoga kedepannya karena game gacha Jepang kalah bersaing saat ini, developer game muda melakukan perubahan di tahun-tahun mendatang!

LPK Saitama Membuka Pendaftaran Angkatan 121, Lulusan SMA Bisa Langsung Kerja ke Jepang Jika Daftar Sekarang!

Daftar di LPK Saitama membuka peluang lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang dengan mudah! Lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang? Ben...