Ilustrasi netizen Jepang marah akibat harassment soal fanart dari SJW Barat.
Kredit Gambar: /Unplash
Jarang sekali
ada kejadian netizen Jepang marah
di sosial media untuk urusan hobi fanart. Namun, kejadian yang libatkan SJW
barat kali ini memang parah hasilnya. Ratusan netizen dari Jepang komentar dan
memang aktif posting protes atas kejadian itu.
Orang Indonesia
mungkin ketinggalan trend ini karena fokus berita wasit bermasalah saat
Indonesia VS Bahrain lalu. Bagi yang tidak mau ketinggalan hot drama dari
Jepang ini, berikut adalha penjelasannya!
Apa Sebenarnya Penyebab Amarah Netizen Jepang Marah?
Kemarahan
ratusan netizen Jepang di Twitter ini bermula dari postingan fanart karakter
Marina dari game Splatoon. Berikut adalah postingan fanart tersebut:
— 大川ぶくぶ/bkub (@bkub_comic) October 10, 2024
Fanart karakter ini tidak terlihat aneh bukan? Namun, ada seorang SJW Barat yang menuduh pembuat fanart tersebut tidak akurat soal warna kulit karakter tersebut. Orang barat yang memberi kritik ini sudah hapus postingannya, tetapi berikut adalah gambar yang diambil netizen Jepang sebagai buktinya.
Mungkin
diantara kamu berfikir, hanya seperti ini kok bikin ratusan netizen Jepang
sampai marah? Bukankah kritik ini ada benarnya karena kulit memang lebih terang
dari aslinya? Ternyata hal ini tidak sesederhana itu?
Banyak
seniman Jepang yang buat fanart karakter
kulit gelap sudah sering kena harassment sampai harus tutup akun. Harassment awalnya
dibuat seperti kritik, tapi selanjutnya diberi kata-kata kasar dan tuduhan
rasisme.
Akibat sudah sering
terjadi dan banyak pembuat seni digital kena bully para SJW Barat ini, netizen
Jepang akhirnya habis kesabaran. Pada Oktober ini, banyak postingan yang
merupakan protes dari pihak netizen Jepang memanas.
Contoh saja postingan
berikut yang menunjukan bahwa pihak SJW Barat tidak mengganggu fanart yang buat
karakter anime jadi karakter hitam. Jika fanart seperti ini boleh walaupun
akurasi warnanya salah, mengapa yang fanart Marine dari Splatoon kena kritik?
気にしなくていいですよ!
— するかわ (@uerion5) October 11, 2024
向こうもやってるんですから https://t.co/xV2Sa74l3X pic.twitter.com/9jywMDHLVj
Kamu bisa
lihat sendiri, pada postingan tersebut sudah dapat 31,1 juta orang yang
melihat. Jika lihat orang yang komentar, kebanyakan adalah orang Jepang. Dari
sini, kamu bisa melihat seberapa besar masalah ini di Twitter.
Dari drama fanart karakter di Twitter ini,
masalahnya jadi membesar karena pada sisi SJW Barat, banyak yang bilang orang
Jepang rasis karena membuat karakter kulit hitam menjadi lebih terang. Di sisi
lain, netizen Jepang merasa fanart adalah hal yang bebas
Kemarahan ke SJW Barat Tidak Hanya dari Netizen Jepang
Perspektif
kebebasan dalam membuat fanart disuarakan tidak hanya dari netizen Jepang.
Banyak komunitas wibu dari barat dan negara lain seperti Amerika Selatan,
Taiwan serta ASEAN juga unjuk suara.
Kebanyakan netizen Jepang marah mendapatkan dukungan suara
sama dari banyak orang. Terutama yang memiliki pendapat bahwa fanart adalah hal
yang bebas. Selama tidak digunakan untuk mengejek ataupun membuli orang lain,
fanart tentu terserah orang yang buat.
Banyak wibu orang
berkulit hitam juga mengutarakan pendapat yang sama. Mereka merasa warna kulit
di dalam gambar tidak harus akurat selama menunjukan karakter tersebut secara
nyata. Misal ada karakter kulit hitam seperti Marina, tidak masalah jika
ditampilkan warna pastel gelap selama hasil akhirnya tidak menjadikan karakter
itu kulit putih.
Marina pada fanart
yang dipermasalah tetap menunjukan karakte kulit hitam, walaupun dengan
pencahayaan lebih terang. Bisa dibilang SJW barat viral di Twitter kali ini
kalah suara. Mereka merasa karkater kulit hitam harus akurat tanpa
memperlakukan adil karakter kulit putih yang dibuat fanart-nya menjadi hitam.
Kebanyakan SJW barat
juga bukan berkulit hitam asli. Jadi, pendapat mereka yang seakan jadi polisi
untuk anti rasisme, malah sekarang hanya ingin tampil benar. Mereka mengambil
posisi moral tinggi dan menyalahkan pihak yang tidak seperti mereka. Orang
seperti ini tentu dibenci banyak pihak akhirnya.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Kejadian Ini?
Dari
kejadian tersebut, ada beberapa hal yang bisa dipelajari. Pertama adalah
tentang menekankan moral diri sendiri terhadap orang lain tanpa perduli budaya
orang tersebut. Pandangan SJW barat mungkin baik dari perspektif negara seperti
Amerika, tapi sangat salah jika diarahkan ke orang Jepang bukan?
Masalah
rasisme pada media Amerika bukanlah salah orang Jepang yang buat fanart.
Mengapa mereka jadi target? Bukanlah fanart dibuat untuk senang-senang saja?
Mengapa sampai harus jadi serius permasalah warna kulit?
Dari perspektif ini, lebih baik belajar lagi budaya orang Jepang agar lebih paham bagaimana perspektif mereka. Memang Jepang memiliki negara yang homogen, tetapi bukan berarti mereka anti orang kulit berbeda. Netizen Jepang marah lebih karena orang lain mengatur kebebasan berkarya para semiman digital di Jepang.