![]() |
Tampilan konsep ban berjalan sepanjang Osaka Tokyo untuk distribusi barang di Jepang. Kredit Gambar: @mlitchannel/YouTube.com |
Penggunaan jasa delivery barang di Jepang makin tinggi. Sayangnya, krisis tenaga kerja membuat industri delivery ini kekurangan kurir. Solusinya, pihak Jepang mengajukan konsep ban berjalan sepanjang Osaka Tokyo.
Proyek
futuristis ini dianggap dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja kurir dan
membantu distribusi barang antara dua kota paling ramai di Jepang ini. Jika
Osaka dan Tokyo berhasil menggunakan teknologi ban berjalan ini, kedepannya
banyak kota lain akan memanfaatkan teknologi yang sama.
Penjelasan Teknologi Ban Berjalan Sepanjang Osaka Tokyo
yang Akan Dibangun
Konsep yang
digunakan pada teknologi ini adalah membuat jalur khusus di jalan raya antara
Osaka dan Tokyo. Jalur khusus ini akan dibuat tertutup dan hanya dipergunakan
untuk ban berjalan dan barang saja.
Kamu bisa
cek bagaimana presentasi konsep teknologi ban berjalan ini dari video official
pihak Jepang secara langsung berikut ini:
Dari konsep itu, kamu bisa bayangkan kondisi yang tertutup memastikan barang aman bergerak walaupun cuaca hujan dan panas menyerang. Mesin ban berjalan bisa difungsikan 24 jam secara otomatis tanpa perlu banyak petugas untuk mengawasi-nya.
Jika
dibayangkan, konsepnya mirip dengan ban berjalan di bandara yang otomatis
mengantar koper dan bawaan penumpang pesawat. Bedanya, jalur khusus ini juga
menggunakan teknologi sorting otomatis dan deteksi lacak barang masing-masing.
Semua ini
memastikan barang aman sampai tujuan dan bisa berjalan otomatis tanpa perlu
libatkan banyak pekerja. Dari perspektif solusi kekurangan kurir akibat krisis tenaga kerja di Jepang, teknologi ini
dipandang sangat membantu oleh pemerintah.
Detail Proyek dan Target Pengerjaan Ban Berjalan Sepanjang
Osaka Tokyo
Detail
proyek ini juga sudah dibuat. dari laporan pihak perhubungan Jepang, jalur ban
berjalan akan membentang sepanjang 515 kilometer dari Osaka ke Tokyo.
Proyek akan
masuk dalam tahap uji coba pada tahun 2027 atau awal 2028. Jika didapatkan
lampu hijau dari uji coba tersebut, proyek akan langsung berjalan selama 10
tahun kedepannya. Jadi kemungkinan selesai bangun konsep ban berjalan sepanjang Osaka Tokyo ini
di tahun 2038.
Diharapkan setelah
berhasil membuat jalur ini, implementasi akan menyebar ke seluruh Jepang. Dari
estimasi data simulasi yang digunakan, teknologi ban berjalan ini dapat
mengangkut setara 25.000 truck kargo per harinya.
Kapasitas tersebut
tentunya dapat meringankan 90% kebutuhan kurir di Jepang saat ini. Banyak
harapan bergantung pada konsep teknologi mengurangi pekerja manusia ini untuk
menyelesaikan masalah kurir di Jepang.
Komentar Netizen dan Pengamat Teknologi Delivery
Pengumuman
tentang teknologi ini sudah disampaikan oleh Yuri Endo, selaku staff senior
pada Kementrian Transportasi di Jepang. Beliau menjelaskan pada para wartawan
bahwa proyek ini akan menjadi trobosan positif bagi kebutuhan pengangkutan
barang di Jepang.
Walaupun
ditujukan sebagai teknologi yang positif, banyak orang skeptis tentang hal ini.
Masalahnya, konsep pengangkutan seperti ini mirip kargo yang menggunakan kereta
api. Sama-sama membutuhkan jalur khusus dan bisa membawa otomatis barang dari
satu tempat ke tempat lain dengan jarak jauh.
Dari segi
keuntungan penurunan emisi CO2 dan polusi, kereta juga bersih kok. Apalagi
kereta listrik dengan kecepatan tinggi. Kereta bisa berjalan lebih cepat
antarkan barang dengan efisiensi angkut barang yang lebih baik dibanding
menggunakan ban berjalan.
Aspek yang
membedakan teknologi ban berjalan ini dengan kereta api hanya bentuknya saja
menurut para Netizen. Sampai di tempat tujuan pasti butuh orang juga untuk
sortir. Jika bisa sortir otomatis, teknologi tersebut lebih baik dipergunakan
pada kargo kereta saja.
Membuat
jalur baru di tengah jalan raya dinilai bagus hanya dari konsep. Tetapi dalam
prakteknya, banyak masalah akan muncul. Hal ini sama saja seperti mempergunakan
robot delivery dan drone pengiriman di Amerika.
Memang kebutuhan kurir di Jepang tinggi, tetapi
solusinya yang tepat bukan implementasi teknologi mirip kereta kirim barang
seperti ini. Konsep ban berjalan mungkin menarik, tetapi dari efisiensi pasti
lebih rendah dibandingkan kereta.
Hal yang lebih tepat
sebagai solusi masalah kurir di Jepang adalah memperkerjakan pihak asing untuk
isi lapangan kerja. Pemenuhan staff kurir ini hanya untuk sementara sambil
pihak pemerintah menyelesaikan masalah penyusutan penduduk di Jepang.
Jika Jepang bisa
memiliki demografi penduduk yang sehat lagi, krisis tenaga kerja kurir pasti
terselesaikan juga. Tidak perlu lagi buang uang untuk mengembangkan proyek
teknologi yang boros seperti konsep ban berjalan sepanjang Osaka Tokyo ini!