Sabtu, 16 November 2024

Apa Penyebab Kaum Muda di Jepang Sulit Pacaran Sampai Tidak Mau Menikah? Berikut Adalah Penjelasannya!

Kaum muda di Jepang makin sulit pacaran, ini termasuk anak remaja di sana.
Kredit Gambar: Willian Justen de Vasconcellos/Unsplash

Di Jepang sedang krisis populasi sekarang. Banyak pihak mengharapkan kaum muda bisa jadi solusi dengan membentu keluarga yang sehat. Sayangnya, hal ini sulit terwujud karena kaum muda di Jepang sulit pacaran.

Apa yang menyebabkan mereka makin sulit pacaran dibanding generasi orang tua mereka? Mari bahas berbagai faktornya di sini!

3 Faktor yang Buat Pacaran Lebih Sulit di Kaum Muda Jepang

Dari banyak pemberitaan dan hasil survey, didapat 3 sumber masalah utama yang sebabkan kaum mudah tidak mau pacaran ataupun menikah. Berikut adalah 3 faktor tersebut:

1. Faktor Fokus Masa Muda yang Berbeda Dibanding Dulu

Hal utama yang membuat banyak kaum muda di Jepang sulit pacaran adalah fokus mereka akan kehidupan berubah. Jika memandang cari pasangan bukan hal utama, tentu saja mereka tidak mau segera pacaran.

Nah, masalahnya pilihan jalur hidup yang dipilih ini mendorong prioritas pacara sangat jauh. Contoh saja seorang muda ingin mendalami karir dan hobi sebagai content creator. Untuk keperluan ini, ia harus bekerja keras usaha sendiri sampai mendapatkan views dan follower banyak.

Proses dedikasi jadi content creator ini bisa makan waktu lama hingga ia sampai umur 30-an yang sudah tergolong tidak muda lagi. Kesempatan cari pacar dan nikah di usia tersebut pasti lebih tipis dibanding saat masih muda sebelum jadi content creator bukan?

Fokus dedikasi pada pekerjaan ini bagus tentunya. Banyak orang muda di Jepang memang sedang dedikasi untuk karir seperti ini. Namun, dedikasi dan fokus tersebut membuat mereka enggan cari pasangan dulu.

2. Kesempatan Pacaran Makin Berkurang di Antara Kaum Muda

Bukannya kaum muda Jepang tidak mau menikah, tapi jika kesempatan untuk pacaran saja sulit, bagaimana bisa jalin relasi serius? Di Jepang sekarang ini, tekanan untuk produktif sangat tinggi. Para kaum muda yang bekerja tidak memiliki kesempatan sosialisasi cukup.

Kehidupan pekerja Jepang rata-rata kurang fleksible. Mereka lebih dedikasi ke dunia karir daripada membangun hubungan sosial dan relasi. Jam kosong lebih digunakan untuk istirahat karena kaum muda ini lebih sibuk kerja.

3. Tekanan Biaya Hidup Makin Buat Pusing Kaum Muda

Menyelesaikan masalah angka kelahiran Jepang hanya bisa dilakukan jika kaum muda lebih sejahtera. Sekarang ini tekanan hidup dari segi harga-harga makin tinggi. Jadinya, kaum muda membatasi pengeluaran untuk cari pasangan dan lebih menikmati pengeluaran untuk diri sendiri.

Jika mereka lebih ringan biaya hidup, mereka lebih leluasa cari kesempatan untuk mencari pasangan. Biaya pacaran sampai berkeluarga tidak mahal, pasti lebih banyak orang ingin menikah nantinya!

Krisis Populasi di Jepang Buka Kesempatan Tenaga Kerja Indonesia

Saat kaum muda di Jepang tidak mau pacaran dan menikah, tentu generasi baru di sana sulit tumbuh. Hasilnya, angka kelahiran bayi di Jepang terus menurun. Hal ini sering membuat prihatin banyak pihak.

Memang cukup menyedihkan situasi masalah demografi Jepang itu. Menangani situasi anak muda yang sekarang kurang mendukung untuk cari pasangan akan serba sulit. Situasi kerja yang toxic, masalah tekanan untuk raih prestasi dan juga besarnya kesibukan di Jepang harus mulai dirubah sekarang.

Untuk mengubah budaya kerja ini, prosesnya tentu lama. Jadi, krisis populasi akan makan waktu jangka panjang untuk diperbaiki.

Walaupun mengharukan, kondisi para kaum muda Jepang tersebut membuka peluang bagi tenaga kerja Indonesia. Saat kaum muda sedikit di Jepang, pemenuhan lowongan kerja di sana juga kurang. Kondisi inilah yang menjadi potensi baik.

Indonesia memiliki tenaga kerja banyak yang siap kerja. Menggunakan jasa LPK, lulusan SMA saja sudah bisa magang ke Jepang.

Pendapatan kerja di Jepang tentu saja lebih banyak daripada di Indonesia. Walaupun di Jepang sedang terjadi kenaikan biaya hidup, gaji yang didapat biasanya tetap cukup untuk hidup nikmat bagi para pekerja Indonesia.

Bagi yang ingin kerja di Jepang, sekarang adalah waktu yang tepat. Selama krisis populasi di Jepang masih berlangsung, lowongan bagi tenaga kerja Indoensia masih terbuka besar.

LPK Saitama Membuka Pendaftaran Angkatan 121, Lulusan SMA Bisa Langsung Kerja ke Jepang Jika Daftar Sekarang!

Daftar di LPK Saitama membuka peluang lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang dengan mudah! Lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang? Ben...