Jumat, 15 November 2024

Ngomongnya Ketua Partai Konservatif Jepang Ngasal, Masak Wanita Jepang Dilarang Menikah di Atas 25 Tahun!

Naoki Hyakuta membayangkan ide wanita Jepang dilarang menikah di atas 25 tahun untuk solusi angka kelahiran rendah di Jepang.
Kredit Gambar: @maku94483/X.com

Pada 13 November 2024 lalu, diberitakan salah satu ketua partai konservatif Jepang sedang digoreng netizen Jepang. Alasannya, dia mengutarakan gagasan ide aturan yang ngak pakai hati nurani sebagai solusi angka kelahiran Jepang.

Memang jepang sedang turun angka kelahirannya. Masalah angka kelahiran di Jepang ini sedang dicari solusi dengan banyak pertimbangan. Lah, ini si Naoki Hyakuta bilang wanita Jepang harus dipaksa menikah cepat saja, ia ingin membuat larangan wanita menikah jika sudah di atas 25 tahun. Jadi, para wanita harus terpaksa menikah sebelum umur tersebut.

Perkataan ini sudah tergolong parah bagi seseorang yang memegang suara dalam menyusun aturan negara. Namun, ia tidak berhenti dari situ. Ia menambahkan bahwa wanita umur 30 tahun ke atas yang tidak menikah lebih baik diambil saja ovarium-nya.

Sebagai catatan, ia mengatakan ini pada 8 November 2024 dan sekarang Naoki Hyakuta sudah minta maaf. Dalam postingan minta maaf di sosial media, beliau mengatakan bahwa ide ini hanya bayangan solusi ekstrim. Ia mengajukan ide dengan basis jika Jepang ada di cerita dystopia.

Walaupun sudah minta maaf dan memberikan konteks tersebut, masyarakat masih marah pada dirinya. Netizen Jepang langsung mengkritik keras perkataan Naoki Hyakuta tersebut. Walaupun konteksnya adalah bayangan ekstrim, pengutaraan ide seperti in tidak pantas bagi pelaku politik.

Jika orang biasa yang bilang, mungkin tidak mungkin. Namun, saat politisi dan petinggi partai konservatif Jepang yang berkata, ucapan seperti itu tidaklah pantas!

Amarah para netizen Jepang tentu tidak salah. Ide ekstrim ini memang terkesan gila dan tidak memandang wanita sebagai manusia. Jika perspektif pembuat aturan di Jepang masih memandang rendah wanita sebagai mesin melahirkan, mereka tidak akan bisa selesaikan masalah kelahiran di Jepang.

Hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan angka kelahiran di Jepang adalah kesejahteraan. Jika masyarakat sejahtera, para wanita tidak perlu bingung soal pemasukan dan kerja. Mereka memiliki opsi jadi ibu rumah tangga karena pemasukan dari suami saja sudah cukup.

Situasi sekarang, suami istri harus bekerja semua demi menghidupi kebutuhan. Kebtuhan tersebut masih belum menghitung menabung untuk kebutuhan anak. Selama beban ekonomi masih besar pada wanita dan membuat mereka tidak nyaman memiliki anak.

Pria juga pasti khawatir dengan kondisi ekonomi sekarang. Harga makin mahal dan kepastian masa depan makin tidak jelas. Masalah dinamika ekonomi Jepang memang mulai stabil setelah menaikan suku bunga dasar, tapi beban hidup juga ikut naik.

Pemerintah harus mulai perhatikan pendapatan warga-nya untuk memastikan kondisi aman untuk membuat keluarga. Sebelum mencapai hal ini, aturan lain tidak akan efektif. Dapat dipastikan aturan ekstrim yang diutarakan Naoki Hyakuta soal melarang wanita nikah di atas 25 tahun dan pengambilan uterus tidak akan buat Jepang membaik! 

LPK Saitama Membuka Pendaftaran Angkatan 121, Lulusan SMA Bisa Langsung Kerja ke Jepang Jika Daftar Sekarang!

Daftar di LPK Saitama membuka peluang lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang dengan mudah! Lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang? Ben...