Jumat, 08 November 2024

Pada Jantungan Lihat Angka Pernikahan Indonesia Turun Seperti Jepang, Kok Bisa Turun Banyak, Ya?

Ilustrasi debat sosial media seputar penyebab angka pernikahan Indonesia turun seperti Jepang.
Kredit Gambar: Afif Ramdhasuma/Unplash

Pada tahun 2024 ini, bahasan tentang angka pernikahan Indonesia turun seperti Jepang makin banyak muncul. Artikel dan posting sosial media seputar pernikahan Indonesia yang turun drastis menjadi hal trending juga.

Diskusi Panas di Sosial Media Soal Situasi Pernikahan Indonesia

Postingan tentang pernikahan memang cepat trending. Masalahnya, hal ini herhubungan dekat dengan situasi anak muda saat ini.

Banyak orang tua ingin anak muda cepat nikah di Indonesia, tetapi realitasnya sangat berbeda dengan era para orang tua tersebut. Anak muda sekarang dihadapkan pada kesulitan ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu, perspektif soal kehidupan anak muda juga mulai berubah.

Salah satu contoh postingan yang hot seputar sulitnya menikah adalah sebagai berikut:

Dalam postingan itu, banyak orang komentar dan diskusi soal kondisi hidup sekarang. Perbedaan perspektif hidup dan tantangannya di masa pasca pandemi ini jelas berbeda dengan masa sebelum pandemi.

Setelah pandemi, banyak wanita merasa ingin lebih mandiri dan kembangkan karir lebih tinggi. Nah, wanita yang sukses seperti ini angka-nya makin naik di Indonesia.

Tentu saja kenaikan status para wanita tersebut bagus dari segi pengembangan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia, tetapi aspek pernikahan mereka malah lebih sulit.

Para wanita ini mencari pria yang standarnya lebih tinggi. Mereka berharap mendapatkan pasangan yang ekonominya minimal sepantaran dan perspektif hidupnya juga mandiri.

Nah, pria Indonesia sekarang masih sama saja kondisinya seperti dulu. Walaupun banyak yang ekonomi mapan, para pria Indonesia sayangnya masih kurang mandiri.

Pria Indonesia masih memiliki mental tradisional ingin dilayani istri. Hasilnya, mereka kurang mandiri dari segi memasak, kemampuan bersih rumah dan urusan rumah tangga lainnya. Padahal wanita modern ingin bagi tugas soal urusan rumah dan anak karena mereka juga ikuti mencari nafkah.

Jika beban cari nafkah dibagi dua antar pasangan, tentu beban rumah tangga juga harus bagi rata. Nah, mencari pasangan pria yang mau mengemban beban rumah tangga ini masih sedikit ternyata di Indonesia.

Wanita karir Indonesia sekarang tidak hanya cari pria mapan dan punya uang, tapi mereka yang mau bagi tugas dan mandiri soal urusan rumah tangga. Akibat sulit mencari pria mandiri seperti ini, hasilnya angka pernikahan terus menurun beberapa tahun terakhir.

Dalam catatan terbaru, angka pernikahan di 2023 turun sebesar 7,51% dibanding tahun 2022. Pada 2023 ada 1,58 juta pernikahan, angka tersebut lebih sedikit dibanding pernikahan tahun 2022 yang capai 1,7 juta pernikahan.

Perspektif Wanita Karir Indonesia Mirip Wanita Karir Jepang dan Korea Selatan

Jika disamakan, perubahan perspektif para wanita karir yang sudah cukup sukses ini mirip dengan wanita di Jepang dan Korea Selatan.

Orang Korea Selatan dan Jepang sangat anti menikah karena pihak wanita merasa sulit mencari pasangan pria yang mapan dan mandiri. Sedangkan pihak pria merasa hanya mau menikah jika sudah sukses besar yang bisa undur umur menikah hingga 40 tahunan.

Umumnya, generasi muda di Jepang dan Korea Selatan memandang pernikahan sebagai beban. Mereka ingin menikmati hidup single lebih lama karena bebas dan tidak ada beban. Beban kerja dan ekonomi diri sudah berat, masak dibebani urusan anak?

Beban ekonomi di dua negara tersebut memang besar. Apalagi untuk membesarkan anak. Biaya sekolah adalah hal yang paling menakutkan bagi banyak keluarga di Jepang dan Korea Selatan. Jadinya, sekarang banyak yang tidak mau menikah.

Perubahan perspektif ini tentu menyebar lebih cepat di sosial media sekarang. Banyak anak muda akhirnya terpengaruh seputar pandangan bahwa menikah sekarang perlu lebih banyak persiapan.

Selain pandangan beban untuk menikah lebih besar, penyebaran soal standar wanita juga lebih banyak disuarakan. Standar wanita yang tinggi juga makin menyebar dan pengaruhi anak muda lebih cepat berkat platform seperti TikTok dan Twitter yang bahas soal ini.

Jika melihat masalah anak muda tidak mau menikah di Jepang, jawabannya rata-rata sama dengan yang di Indonesia. Baik pria dan wanita ingin mapan dulu ataupun pandangan menikah sebagai beban makin jelas. Bisa dibilang, banyak orang lihat beban hidup menjadi tantangan menikah terbesar sekarang ini!

Akankah Kondisi Penurunan Pernikahan Ini Bisa Diperbaiki?

Akar permasalah utama pernikahan menurun adalah ekonomi. Jika ekonomi tidak berat, tentu banyak wanita tidak perlu kerja keras menitih karir. Saat lebih banyak wanita bisa nyaman jadi ibu rumah tangga dan cukup nafkah dari pihak pria, beban keluarga juga berkurang.

Saat beban berkurang, keluarga bisa lebih nyaman memiliki anak. Mereka tidak perlu sulit pikir biaya membesarkan mereka dan memenuhi kebutuhan masa depan keluarga. Semua ini berakar dari ekonomi Indonesia yang melemah beberapa tahun terakhir.

Sayangnya solusi masalah ekonomi beban hidup menjadi tantangan menikah tidak mudah diselesaikan. Ekonomi dunia pasca pandemi saja sulit recovery, apalagi kondisi ekonomi Indonesia. Jika kondisi global belum sembuh, Indonesia tidak akan mudah menjadi stabil lebih baik juga.

Namun bukan berarti tidak ada cara yang bisa dilakukan individu agar lebih mapan. Contohnya adalah pergi kerja ke luar negeri.  Jika banyak yang sulit cari kerja di dalam negeri, kesempatan magang kerja ke Jepang misalnya masih bisa diambil.

Ekonomi tidak harus dicari di Indonesia, jika solusinya pergi ke Jepang dapat membantu, kamu harus mulai menitih-nya sekarang. Mudah-mudahan jika kondisi ekonomi diri membaik, kamu jadi lebih mudah cari pasangan.

Semoga kedepannya, kejadian angka pernikahan Indonesia turun seperti Jepang dapat membaik. Jangan sampai angka kelahiran di Indonesia jadi negatif seperti di Jepang karena tidak ada orang yang mau nikah!

Pendaftaran LPK Saitama Angkatan 122 Resmi Dibuka Bagi yang Sulit Cari Kerja? Yuk, Magang ke Jepang Aja!

Apakah kamu sulit cari kerja? Ikut pendaftaran LPK Saitama angkatan 122 saja! Saat lowongan kerja di Indonesia sulit dicari, kerja magang di...