![]() |
Makin banyak perusahaan Jepang pakai pekerja asing dan bisa jadi kesempatan untuk bekerja orang Indonesia. Kredit Gambar: | /Unsplash
Pemerintah Jepang melakukan survey soal perusahaan pada Kamis 26 Desember 2024 lalu. Survey ini menghasilkan info bahwa 65% perusahaan Jepang pakai pekerja asing sekarang ini. Ini adalah bukti bahwa solusi krisis tenaga kerja di Jepang memang harus datangkan tenaga kerja dari luar!
Hasil Survey Perusahaan Soal Tenaga Kerja Asing di Jepang
Dari survey
tersebut, ditanyakan juga alasan memperkerjakan tenaga kerja asing tersebut.
Jawaban dari 56,8% mengatakan mereka pakai tenaga kerja asing karena memiliki
ekspektasi mereka bekerja sama atau bahwa lebih baik dari orang Jepang.
Sedangkan
18,5% perusahaan mengatakan penyerapan tenaga kerja asing adalah bentuk usaha
deversifikasi tenaga kerja. Semakin berwarna tenaga kerja, bisa jadi tanda
perusahaan tersebut lebih global dalam pemilihan karyawan.
Pekerja
asing di Jepang juga ikut di survey. Dari jawaban mereka, didapati 82,5% tidak
pernah menemukan masalah selama bekerja di perusahaan Jepang. Hal ini tentu
positif, menunjukan budaya kerja Jepang yang ditakuti banyak orang tidak
dialami oleh banyak tenaga kerja asing tersebut.
Hasil
survey juga menunjukan bahwa 51,5% pekerja asing masuk dari agensi di negara
asal mereka. Sedangkan 13,5% pekerja asing masuk kerja dari agensi dan orang
Jepang langsung.
Dari data
tersebut, terlihat peranan agensi tenaga kerja dari dalam Jepang dan luar
Jepang memagang posisi paling tinggi sebagai penyalur. Menggunakan organisasi
penyalur memang mempermudah proses pencarian kerja di Jepang. Agensi juga punya
koneksi ke perushaaan Jepang, jadi penyaluran bisa lebih tepat sasaran.
Tantangan yang Harus Diselesaikan Bagi Perusahaan yang
Memakai Tenaga Kerja Asing
Dalam
survey, ditemukan bahwa 44,8% perusahaan mengaku mengalami masalah dalam
komunikasi dengan tenaga kerja asing. Angka ini masih tergolong tinggi dan
menjadi indikasi resiko.
Walaupun
pekerja asing yang masuk ke Jepang sudah diharuskan bisa bahasa Jepang, level
bahasa mereka jelas berbeda. Bahasa dengan logat tertentu ataupun dengan bahasa
tubuh berbeda, membuat komunikasi tetap sulit.
Saat
komunikasi terganggu, masalah kerja jadi tidak efisien. Untungnya, masalah ini
akan pudar sejalannya dengan waktu. Saat kenal dengan karyawan dan memahami
gaya bahasa Jepang mereka, perusahaan akhirnya bisa komunikasi baik.
Para
pekerja asing juga belajar bahasa Jepang lebih cepat karena sering interaksi
langsung dengan orang Jepang. Jadi, dapat disimpulkan masalah komunikasi ini
bisa diatasi dengan adaptasi, tapi untuk pekerja asing baru pasti punya masalah
komunikasi ke perusahaan Jepang.
Akankah Kedepannya Jumlah Perusahaan Pakai Pekerja Asing
Bertambah?
Kondisi
perusahaan pakai tenaga kerja asing adalah hasil krisis tenaga kerja. Jika
krisis ini mereda, penggunaan tenaga kerja asing bisa berkurang secara alami.
Sayangnya,
masalah krisis tenaga kerja terjadi akibat kondisi demograsi Jepang yang parah.
Angka kelahiran di Jepang rendah karena angka pernikahan yang rendah juga.
Lansia juga makin banyak jumlahnya dan menjadi beban hidup banyak anak muda
Jepang sekarang.
Migrasi sebenarnya
adalah salah satu solusi menyelesaikan masalah kependudukan Jepang. Jika
pemerintah memasukan warga negara asing ke Jepang yang masih aktif berkeluarga,
angka pernikahan dan kelahiran di Jepang bisa membaik.
Memasukan anak muda dengan migrasi ke Jepang juga seimbangkan angkanya dengan lansia. Hasilnya, demografi akan membaik kedepannya.
Selama kondisi
demografi Jepang tidak membaik, diprediksi makin banyak perusahaan Jepang pakai
pekerja asing. Namun, saat pekerja asing berpindah warga negara menjadi orang
Jepang dan membuat keluarga, ada kemungkinan kondisi demografi di Jepang
membaik.