![]() |
Masalah sosial ekonomi membuat banyak orang Jepang merasa mas sambut 2025. Kredit Gambar: /Unsplash |
Sejak tahun 1981, pemerintah Jepang selalu melakukan survey tahunan untuk ukur sentimen masyarakat tentang kondisi negara Jepang. Pada tahun ini, ditemukan 79,2% responden merasa cemas dan kawatir soal kondisi Jepang.
Selain itu,
tercatat ada 28,1% responden merasa diri mereka ada di kalangan menengah
kebawah secara ekonomi. Angka tersebut adalah persen tertinggi seja 35 tahun
belakangan. Ini artinya kebanyakan orang di Jepang merasa miskin dan kurang
mampu di tahun 2024.
Berdasarkan
hasil survey pemerintah Jepang
tentang keadaan masyarakat tersebut, kebanyakan orang ragu untuk sambut 2025.
Kondisi yang tidak pasti ini disebabkan oleh kondisi ekonomi dan sosial Jepang
yang banyak bermasalah di 2024.
Masalah
cemas muncul juga pada 3 topik utama yang ditanyakan pada survey. Topik
tersebut adalah soal kesehatan, rencana setelah pensiun dan kondisi kekayaan di
masa depan.
Cemas topik
kesehatan disebut oleh 63,8% responden. Kebanyakan merasa takut akan kondisi
kesehatan diri dan juga akses kesehatan di masa mendatang. Banyak masyarakat
Jepang yang hidup tidak teratur karena kesibukan, merasa kawatir tidak bisa
berkondisi sehat di hari tua.
Untuk topik
cemas soal rencana pensiun, hal ini disebut oleh 62,8% responden. Kondisi
Jepang yang makin banyak lansia dibanding anak muda, membuat rencana pensiun
menjadi menakutkan.
Kebanyakan
orang di Jepang tidak berkeluarga dan tidak punya anak, golongan orang ini akan
kesepian saat sudah pensiun kerja. Banyak orang yang masih sendiri dan sudah
pensiun akhirnya cari pekerjaan lagi karena tidak ada yang support secara
ekonomi di hari tua.
Kecemasan
terakhir seputar kondisi kekayaan di masa depan muncul dari 58% responden.
Mereka merasa aset, investasi dan kekayaan diri akan makin tidak jelas di masa
mendatang. Kondisi mata uang di Jepang menjadi sumber masalah juga. Walaupun
sumber kekayaan dan aset banyak, percuma jika mata uang Yen terus melemah
tentunya!
Posisi
ekonomi Jepang sedang alami inflasi dan besarnya ada di 2,9% pada November 2024
lalu. Angka inflasi ini ada di luar target 2% yang sebelumnya ingin diraih.
Pada kondisi ekonomi Jepang sedang
inflasi, banyak harga di sana mahal. Sedangkan daya beli di Jepang belum
bertambah banyak karena pemberlakuan upah minimal belum sepenuhnya rata.
Akibat
berbagai kecemasan tersebut, tidak heran banyak masyarkat tidak terlalu
antusias menyambut tahun 2025. Kondisi Jepang sekarang masih labil dan punya
aspek yang wajib diperbaiki. Berbagai perubahan dan kebijakan sudah dilakukan,
tetapi hasil positifnya belum terasa.
Usaha
Jepang untuk memperbaiki diri tentu saja berlanjut terus. Masalahnya, perubahan
tersebut tergolong baru dilakukan. Hasil kebijakan dan perubahan aturan hanya
akan terasa di tahun mendatang. Apakah situasi Jepang akan membaik di tahun
2025? Tentu tidak ada yang tahu!
Walaupun banyak orang Jepang merasa cemas sambut 2025, Jepang
sebenarnya berjalan ke arah yang lebih baik. Dari banyak aturan dan birokrasi
baru yang diberlakukan, semuanya terlihat baik di Jepang.
Masalahnya, adaptasi
dan perubahan yang terjadi setelah penerapan aturan tersebut membuat Jepang
jadi labil di tahun 2024. Semoga setelah kondisi tidak stabil di 2024 berlalu,
kemajuan Jepang yang lebih nyatan muncul di tahun 2025.