![]() |
Tampilan Tokyo yang kebanjiran wisatawan asing, inilah dilema industri pariwisata Jepang saat ini. Kredit Gambar: /Unsplash. |
Banyak negara sebenarnya iri dengan industri pariwisata Jepang. Namun, ada situasi dilemma industri pariwisata Jepang yang sampai sekarang belum terselesaikan. Walaupun kebanjiran wisatawan internasional, situasi wisatawan lokal Jepang jadi tersiksa sekarang.
Masalah
utama yang menyiksa wisatawan lokal Jepang adalah harga. Banyak hotel dan
tempat wisata di Jepang menaikan harga untuk keruk keuntungan lebih dari
wisatawan asing yang datang. Nah, harga untuk wisatawan internasional jelas
terlalu mahal untuk wisatawan lokal.
Hasilnya,
orang Jepang yang mau wisata harus menabung lebih banyak hanya untuk
jalan-jalan di dalam negeri. Wisata lokal akhirnya menyusut seiring dengan
wisata internasional Jepang menjadi raksasa.
Efek
wisatawan asing yang banjir ke Jepang juga membuat masalah kenikmatan wisata
berkurang. Bayangkan ingin wisata ke tempat terkenal di Jepang, tapi orang
lokal tersebut harus bersaing dengan wisatawan asing untuk tiket dan kesempatan
menikmati wisata itu.
Wisatawan
asing yang banyak, juga ganggu kapasitas tempat wisata. Berikut adalah contoh
laporan kondisi wisata Kyoto saat ini yang penuh sesak dengan wisatawan asing.
Unpopular opinion: Kyoto is the 7th ring of hell right now
— Spoon & Tamago (@Johnny_suputama) December 22, 2024
pic.twitter.com/8VhmA4V6EK
Bayangkan kamu warga
Jepang yang ingin menikmati Kyoto, apakah kamu nyaman dengan situasi di atas?
Walaupun tempat wisata di Kyoto Indah, kondisi ramai seperti itu sangat
mengganggu kenikmatan berwisata. Bayar mahal untuk wisata tapi harus berdesakan
dengan banyak orang, bagaimana bisa mau menikmati?
Masalah hotel dan
tempat makan juga sama. Ingin kulineran tempat terkenal tapi harus antri
panjang karena banyak wisatawan lain juga ikut makan di situ. Hanya punya waktu
makan siang 1 jam tapi harus antri masuk resto 2 jam kan tekor!
Walaupun pemasukan industri wisata Jepang besar sekarang, aspek buruk ini harus mulai diperhatikan pemerintah. Masa warga Jepang yang harusnya diuntungkan dengan industri pariwisata ini tidak bisa menikmati sendiri?
Pemerintah harus mulai
memasak birokrasi yang mengurangi efek overtourism alias wisata berlebihan.
Sebenarnya efek wisata berlebihan ini hanya ditemukan di spot-spot Jepang
tertentu. Area Tokyo, Osaka dan Kyoto adalah yang paling bermasalah soal
overtourism.
Jika bisa pindah wisatawan berlebih dari spot populer itu ke spot Jepang yang jarang didatangi wisatawan, masalah overtourism tidak akan terlalu terasa. Jika lebih merata, efek pendapatan dari industri wisata Jepang akhirnya lebih dirasakan masyarakat dengan merata juga!
Bayangkan area seperti
Prefektur Gunma, Kagoshima dan Aomori, pasti sangat diuntungkan jika dapat
wisatawan banyak juga. Tiga tempat ini memiliki tempat wisata menarik tapi tidak
sepopuler Tokyo. Mereka butuh bantuan lebih dari pemerintah agar lebih menjual
wisata-nya ke audience internasional dan kurangi keramaian di spot wisata
populer Jepang.
Semoga dilema industri pariwisata Jepang bisa terselesaikan kedepannya. Warga Jepang tentunya ingin nikmati wisata juga di negara sendiri. Jangan sampai perhatian pemerintah hanya untuk wisatawan asing yang masuk ke Jepang!