![]() |
Saat minum-minum perayaan kantor, karyawan pemerintah Jepag mabuk dan kehilangan data penting. Kredit Gambar: /Unsplash |
Pemberitaan
soal karyawan pemerintah Jepang mabuk dan kehilangan data penting sempat viral.
Berita yang menyebar dari 13 Februari 2025 ini menceritakan soal kasus
keteledoran besar karyawan pemerintah.
Bagaimana Bisa Kehilangan Dokumen Penting? Berikut
Penjelasannya!
Karyawan
ini bekerja di Kementrian Finansial dan mengikuti acara minum-minum kantor. Di
Jepang, acara minum setelah kerja adalah hal umum dan sudah menjadi budaya. Hal
yang tidak umum adalah membawa dokumen penting perusahaan saat acara minum ini.
Memang
dalam acara minum-minum kantor, pembicaraan soal pekerjaan masih berjalan.
Diskusi soal data penting dan dokumen-nya terkadang muncul, tapi tidak
sepatutnya diskusi dengan dokumen penting ini dilakukan di luar kantor.
Informasi
sensitive kementrian dan pemerintahan mudah sekali bocor dalam situasi
minum-minum setelah kerja ini. Bayangkan jika ada pelayan yang mengambil
dokumen saat para karyawan dalam konsisi mabuk, pasti tidak sadar bukan
dokumennya hilang?
Minum-minum
sambil kerja sebenarnya juga tidak efisien. Saat diskusi sambil minum,
konsentrasi berfikir pasti turun. Pengambilan keputusan dan kemampuan berfikir
logis bisa terganggu. Dalam kondisi seperti ini, untuk apa masih lanjut kerja?
Lebih baik pisahkan antara kerja di kantor dan acara minum-minum ini.
Kebiasaan mabuk dalam dunia kerja Jepang memang sudah jadi
budaya, tetapi hal inilah yang menjadi penyebab utamanya. Jika tidak ada acara
minum-minum sambil kerja ini, dokumen kementrian tidak akan hilang.
Ternyata Kejadian Seperti Ini Pernah Terjadi Sebelumnya
Ada berita
lain ikut viral saat pemberitaan seputar karyawan pemerintah Jepang
mabuk dan kehilangan data penting menyebar. Ternyata berita yang ikut viral itu
bahas kasus pemerintah daerah di Kota Amagasaki.
Karyawan pemerintahan lokal di Kota Amagasaki sempat
menghilangkan flashdisk yang berisi data pribadi dan sensitif dari penduduk
Amagasaki. Kejadian ini parah karena sudah libatkan data sensitif penduduk.
Kejadian ini terjadi pada tahun 2022 dan disebabkan karena
perayaan minum-minum setelah ngantor. Bisa dibilang, jika sempat terulang,
kedepannya akan terjadi lagi jika tidak ada tindakan serius dari pemerintah.
Adakah Solusi Agar Karyawan Tidak Mengilangkan Dokumen
Penting?
Sebenarnya
solusi hal ini mudah, cukup melarang karyawan minum-minum sambil membawa
dokumen penting. Bekerja dengan dokumen penting di luar kantor terkadang harus
dilakukan, tetapi resiko-nya juga harus ditimbang.
Masa niat
minum sampai mabuk bawa dokumen penting, nanti kalau tidak sadar karena mabuk,
siapa yang akan jaga kondisi dokumen penting tersebut? Seharusnya bekerja
di pemerintahan Jepang tidak boleh mabuk sambil membawa alat kerja.
Sayangnya, minum-minum sambil diskusi kerja sudah menjadi
budaya di Jepang. Jadi, tidak ada yang bisa dilakukan untuk merubah kebiasaan
kerja sambil minum ini.
Solusi lain yang ditawarkan adalah merubah sistem kerja.
Jika bekerja dengan media digital dan bukan alat fisik seperti disket, CD,
flashdisk ataupun dokumen print, kehilangan data penting ini bisa dihindari.
Misal saja menyimpan data pada cloud server untuk kemudahan
akses ke komputer dan smartphone. Jika bisa diskusi pakai smartphone,
kemungkinan data hilang bisa dihilangkan. Namun, perubahan sistem menjadi
bentuk digital di pemerintahan Jepang akan makan waktu biasanya.
Catatan Khusus Soal Perusahaan Jepang yang Sulit
Implementasi Teknologi Baru
Pemerintahan
Jepang sangat lambat melakukan perubahan dari segi teknologi. Jika semua
dokumen penting pemerintahan bisa diakses pakai internet, kasus kehilangan
dokumen penting tidak akan terjadi. Akses internet juga bisa dibatasi dengan
password dan juga ID khusus.
Memiliki
server khusus dengan akses terbatas hanya untuk karyawan pemerintahan pasti
lebih efisien. Sayangnya, pemerintah Jepang punya sejara lambat berubah.
Contoh saja
saat Covid-19, pendataan pasien yang akan dapat vaksin dilakukan manual.
Padahal pendataan harus cepat melawan penyebaran pandemi. Jika tidak ada
pandemic, pemerintah tidak akan melakan transisi pencatatan kesehatan warganya secara
digital.
Pemerintah
Jepang juga baru transisi lepas dari penggunaan disket di tahun 2024.
Bayangkan, sebelum transisi ini, Jepang masih pakai disket untuk simpan file
dan data. Padahal di tahun 2024 sudah ada penggunaan AI, bukankah kelihatan
sekali jika pemerintahan Jepang terlalu ketinggalan zaman?
Mudah-mudahan berita karyawan pemerintah Jepang mabuk dan
kehilangan data penting ini jadi pembelajaran bagi pemerintah Jepang untuk
berubah. Alangkah baiknya jika sistem digital digunakan untuk hindari kehilangan
data kedepannya.
Pembelajaran bisa ditujukan juga bagi kamu yang akan kerja ke Jepang. Sebaiknya kamu jangan sembarangan jika membawa dokumen penting kantor. Lebih baik jangan campurkan keperluan senang-senang dengan kerja agar tidak masalah seperti kehilangan dokumen penting ini.