![]() |
Perayaan lebaran di Jepang tetap ada, selama kamu kunjungi area khusus seperti pada gambar Masjid di Tokyo ini. Kredit Gambar: Joe Jones/Flickr |
Banyak orang salah persepsi soal perayaan Lebaran di Jepang. Memang jika tanya orang Jepang langsung, mereka tidak rayakan Lebaran. Namun, banyak pendatang dan penganut Islam di Jepang tetap merayakan hari raya ini!
Bentuk Perayaan Lebaran di Jepang Mirip Festival Kecil
Berbeda
dengan di Indonesia yang merayakan Lebaran sebagai hari besar, Jepang tidak
akui hari raya ini. Jadi, skala perayaannya sangat berbeda. Perayaan Lebaran
ini hanya berupa pesta di area Masjid ataupun gedung komunitas Islam di Jepang.
Walaupun
hanya berupa pesta kecil, perayaan ini sering ramai dan meriah. Berdasarkan pengalaman
merayakan Ramadhan di Jepang dari tenaga kerja Indonesia, mereka cukup puas
rayakan Lebaran di sana.
Mereka bisa bercengkrama dengan pemeluk agama Islam lain di
Jepang. Mereka bahkan jadi punya koneksi ke orang luar negeri lain. Contoh saja
orang Pakistan, Mesir, Turki dan bahkan Timur Tengah lain.
Menjalin koneksi sambil makan-makan dan beribadah bersama
bisa jadi pengalaman seru. Acara ibadah di Jepang pasti berbeda dari merayakan
ibadah Lebaran di rumah. Walaupun jauh dari rumah, kehangatan komunitas Islam
di Jepang bisa jadi obat tersendiri.
Kamu yang masih tidak puas merayakan di Masjid Jepang, bisa
datang ke gedung kedutaan besar Indonesia juga. Di sini ada perayaan Lebaran khusus
pastinya. Bisa makan opor dan ketupat otentik ala Indonesia jika sempatkan diri
ke sini!
Peserta Perayaan Lebaran Biasanya Berukuran Kecil
Bentuk
festival kecil ini biasnya tidak ramai. Tergantung ukuran komunitas di Masjid
tempat perayaan, kamu bisa temukan perayaan Lebaran yang sederhana. Biasanya
orang yang datang tidak sampai 100 orang jika di kota kecil.
Walaupun
kecil komunitasnya, perayaan lebaran di Jepang terasa hangat. Banyak
orang saling tukar masakan. Orang Mesir bisa tukar makanan dengan orang Turky
misalnya. Kamu sebagai orang Indonesia tetap bisa kulineran coba hidangan
mereka juga.
Banyak cerita menarik dari orang Indonesia yang rayakan
Lebaran di Jepang. Pengalaman merayakan Ramadhan di Jepang rata-rata positif
walau tanpa melibatkan perayaan besar seperti di Indonesia.
Sayangnya Tidak Semua Orang Islam di Jepang Bisa Ikut
Perayaan Lebaran Ini
Kamu pasti
bertanya juga apakah Lebaran di Jepang boleh libur? Jawaban ini tidak
pasti. Ada golongan pekerjaan yang mengaruskan kamu hadir. Contoh saja
pekerjaan konstruksi dengan deadline mepet. Biasanya para pekerja konstruksi
tidak bisa ambil libur untuk merayakan Lebaran secara meriah.
Mereka hanya sempat ikut sholat Ied lalu langsung kerja.
Tidak ada istilah makan-makan seperti orang Islam lain di Jepang yang sempat
libur.
Walaupun
ada perayaan, kamu harus paham bahwa kondisi kerja di Jepang dapat mempengaruhi
partisipasi. Para pelaku bisnis menganggap hari Lebaran adalah hari kerja
biasa. Jadi, belum tentu pekerja asing yang beragama Islam bisa ambil libur
untuk ikut perayaan Lebaran.
Di sisi
lain, ada organisasi yang membantu kamu ambil libur untuk lebaran. Organisasi
seperti Keluarga Masyarakat Muslim Indonesia (KMMI) di Jepang menawarkan
solusi. Mereka bisa berikan surat edaran khusus agar karyawan beragama Islam
dari Indonesia boleh ambil cuti untuk Lebaran.
Sekarang sudah jelas fakta soal perayaan hari raya Islam di Jepang. Walaupun terlihat tidak ada perayaan sama sekali, banyak komunitas kecil yang tetap merayakannya. Jangan malu untuk join komunitas Masjid di kota Jepang tempat kamu kerja. Pasti bisa makan hidangan khas yang buat perayaan Lebaran di Jepang terasa special!