![]() |
Masalah populasi Jepang menyusut memperparah kondisi demografi di sana yang didominasi lansia. Kredit Gambar: /Unsplash |
Masalah populasi Jepang menyusut terbukti makin parah. Berdasarkan hasil statistik terbaru di Jepang, tercatat penyusutan penduduk sebesar 550.000 antara 2023 dan 2025. Jumlah ini tergolong besar dan diprediksi akan terus terjadi karena Jepang belum menemukan solusi meningkatkan angka kelahiran.
Kondisi ini
sangat menakutkan bagi orang Jepang. Golongan tua di Jepang bergantung pada
support anak muda dan bantuan ekonomi pemerintah untuk bertahan hidup. Jika
pajak yang dikumpulkan dari pergerakan ekonomi menurun karena kurangnya tenaga
muda, banyak orang tua di Jepang bisa terlantar.
Orang tua
di Jepang yang tidak memiliki anak akhirnya tidak memiliki support juga. Hal
ini membuat kondisi lansia di Jepang makin merana. Banyak lansia Jepang
terpaksa masih harus bekerja di umur renta demi menghidupi keperluan diri
karena tidak ada yang bisa membantu menghidupi.
Jumlah
golongan produktif (15-64) di Jepang tercatat menurun sebanyak 224.000 jiwa.
Penurunan ini menjadi tanda produktivitas orang Jepang juga menurun. Walaupun
bisa digantikan dengan tenaga kerja asing, penurunan ini tetap butuh
penanganan.
Obat krisis
tenaga kerja Jepang sudah tersedia dalam bentuk rekrut orang luar Jepang. Sayangnya,
untuk perbaiki angka penyusutan penduduk, obatnya tidak mudah dicari.
Peningkatan penduduk hanya bisa dicapai dengan mengangkat angka pernikahan dan
kelahiran anak.
Untuk
urusan peningkatan angka pernikahan, inilah yang masih sulit. Banyak orang muda
di Jepang ingin hidup bebas dan memilih pacaran tanpa menikah. Kondisi ini
akhirnya berakhir pada hubungan yang tidak permanen dan tidak mampu hasilkan
anak.
Jepang
harus mulai melakukan perubahan pendidikan anak muda di sana. Fokus pendidikan
tidak sekedar untuk bekerja tapi juga berkeluarga. Tanamkan nilai bahwa
membentuk keluarga adalah hal yang indah dan bukan beban.
Tanpa
dorongan ini, anak muda di Jepang hanya akan fokus pada bekerja dan menjalani
hidup sendiri. Sudah banyak research menunjukan kaum muda Jepang memandang
berkeluarga dan punya anak adalah beban. Jika pandang ini tidak dihilangkan,
tahun-tahun mendatang Jepang pasti terus menyusut jumlah penduduknya.
Populasi Jepang menyusut di
tahun 2025 masih besar kemungkinannya. Semoga pihak Jepang mampu mencari jalan
keluar dari masalah menyusutnya penduduk ini.