![]() |
Ilustrasi kepadatan pengunjung dan masalah keramaian Job Fair Indonesia 2025. Kredit Gambar: /Unsplash |
Masalah keramaian job fair Indonesia sudah menjadi berita hangat. Banyak media merekam bagaimana banyak orang Indonesia harus berdesakan demi mendapatkan kerja di job fair. Gambaran kerumunan ini adalah gambaran betapa susahnya cari pekerjaan yang layak sekarang ini.
Selama tidak ada tindakan yang
tepat dalam menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, kejadian
seperti ini akan terus terjadi.
Masalah Lapangan Kerja Indonesia bagi LulusaN S1
Kalau kamu belum lihat video
kondisi job fair, nih ada video pendek dari Channel YouTube Tempo
yang menjelaskan situasi ini:
Dari melihat video pendek itu, pasti banyak yang berfikir
soal situasi pasar lapangan kerja Indonesia. Banyak yang mengaku prihatin dan
bahkan ada yang panik soal masa depan. Pandangan seperti ini normal saat
realitas kerja di Indonesia memang sedang susah.
Pekerjaan yang ada tidak sesuai dengan spesifikasi yang
sudah dikerjar. Contoh saja pekerja sales dan tenaga kerja konstruksi banyak
tersedia lowongannya, tapi apakah para lulusan S1 mau isi pekerjaan terebut?
Banyak orang menyalahkan Gen Z karena pilih-pilih pekerjaan.
Namun, saat melihat fakta di lapangan, orang yang komentar seperti itu pasti
juga pilih pekerjaan jika tidak sesuai harapan. Masak sudah kuliah di
universitas bagus dengan nilai baik terpaksa bekerja sebagai teller dan customer
service?
Rata-rata pekerjaan yang tersedia di Indonesia lebih
mengarah ke pekerjaan esensial. Sayangnya, pekerjaan esensial ini dipandang
kurang pas untuk para pencari kerja yang sudah S1. Tantangan cari kerja di
Indonesia lebih dirasakan para lulusan kuliah sayangnya.
Para lulusan SMK lebih mampu mencari kerja yang sesuai
dengan skill mereka. Contoh saja pekerjaan sebagai montir ataupun ahli reparasi
elektronik. Bahkan lulusan SMP dan SD mudah mendapat kerja di level low skill
job seperti cleaning service, sopir dan kurir. Namun, untuk pekerjaan kantoran
yang ditarget lulusan S1, peluangnya malah kecil.
Perbandingan Lapangan Kerja Indonesia dengan Jepang
Masalah keramaian job fair Indonesia memunculkan komparasi
keadaannya dengan Jepang. Mencari kerja di Jepang jauh lebih murah. Bahasan
kemudahan cari kerja ini bahkan sampai ke media CNBC di Instagram:
Bahasan di atas menggambarkan bagaimana situasi kerja di
Jepang. Lapangan kerja di Jepang banyak yang terbuka dan penyerapan tenaga
kerja di sana tinggi. Menurut laporan dari media Jepang, The
Manichi, 96% lulusan sarjana Jepang mendapatkan penawaran kerja. Mereka
tidak cari sendiri tapi langsung dapat undangan dari perusahaan.
Hal seperti ini sulit dibayangkan orang Indonesia tentunya.
Jadi, tidak aneh saat orang Indonesia tahun cari kerja di Jepang lebih mudah,
mereka memutuskan kerja ke Jepang.
Kenaikan jumlah orang Indonesia ke Jepang tidaklah
mengagetkan jika melihat masalah keramaian job fair Indonesia. Berdasarkan data
KBRI Tokyo, orang Indonesia yang aktif bekerja di Jepang sudah di atas 190.000
orang pada tahun 2024 lalu. Padahal di tahun 2023 baru sekitar 120.000 orang
saja.
Kenaikan banyak hanya dalam waktu setahun adalah indikasi
orang Indonesia memang banyak yang cari kerja ke Jepang. Berangkat kerja ke
Jepang memang jadi solusi cari kerja orang Indonesia yang menarik saat ini.
Selama kamu memilih jalur yang tepat dan aman, dipastikan bekerja di Jepang lebih mudah didapat daripada cari kerja di Indonesia. Kamu yang melihat masalah keramaian job fair Indonesia, apakah jadi tertarik kerja ke Jepang?