Beri Ajakan Kerja ke Luar Negeri Malah Jadi Debat Sosmed, Berikut Penjelasan Kontroversi Pernyataan Menteri P2MI!
![]() |
Kontroversi pernyataan Menteri P2MI, Bapak Abdul Kadir Karding, terjadi karena netizen salah paham. Kredit Gambar: Humas Kementrian P2MI |
Pada bulan Juni 2025 lalu, kontroversi pernyataan Mentri P2MI yaitu Bapak Abdul Kadir Karding, jadi hangat di sosial media. Pak Mentri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ini hanya mengajak anak muda untuk kerja ke luar negeri, tapi jadi jadi masalah di mata netizen.
Apa Sebenarnya Masalah Mengajak Masyarakat Indonesia Kerja
ke Luar Negeri?
Mengapa
menjadi masalah? Bukankah sebagai Menteri P2MI, pernyataan terebut tidak
masalah? Tugas P2MI memang untuk mengirim tenaga kerja ke luar negeri serta
mengurus perlindungannya. Mengapa malah dijadikan gorengan di sosmed?
Ternyata
banyak orang Indonesia sekarang benci pemerintah dan kurang lakukan research.
Banyak netizen Indonesia menganggap pernyataan Pak Menteri P2MI seakan tidak
perduli dengan lapangan kerja dalam negeri.
Pernyataan
dan ajakan isi lapangan kerja di
luarnegeri dari P2MI secara objektif tidak salah. Sayangnya, kondisi
perekonomian sekarang sedang disorot banyak netizen Indonesia. Jadi, saat ada
pernyataan yang menyinggung soal lapangan kerja, para netizen langsung bergerak
dengan reaksi keras.
Situasi Indonesia saat
ini memang susah lapangan kerja. Selain itu, kondisi ekonomi membuat banyak
perusahaan lakukan PHK. Kondisi inflasi membuat banyak harga naik dan biaya
hidup menjadi lebih sulit. Semua kondisi ini membuat masalah kesejahteraan bagi
masyarakat.
Pembicaraan cari kerja
ke luar negeri memang bisa jadi solusi, tetapi banyak netizen yang ingin
pemerintah perbaiki lapangan kerja di dalam negeri dulu. Ajakan isi lapangan
kerja di luarnegeri dari P2MI, sepertinya menyulut reaksi karena berbeda dengan
keinginan banyak masyarakat Indonesia.
Fakta Bekerja di Indonesia VS Bekerja di Luar Negeri Pada
Tahun 2025
Melihat
fakta kondisi di Indonesia, sebenarnya pernyataan Pak Mentri P2MI tidak salah. Saat
kesulitan mengisi lapangan kerja di dalam negeri, opsi kerja ke luar memang
lebih tebuka. Banyak negara di luar negeri yang mencari tenaga kerja tambahan.
Contoh saja
Korea Selatan dan Jepang. Dua negera ini cukup dekat dengan Indonesia dan terus
membuka kesempatan orang Indonesia kerja ke sana. Baik untuk pekerjaan magang,
pekerjaan skill khusus seperti petani sampai pekerjaan high-end seperti ahli
IT, terbuka di sana.
Walaupun
begitu, masyarkat Indonesia juga harus sadar pro kontra kerja ke luar negeri. Kerja di luar negeri prosesnya panjang
dan lebih sulit dibanding kerja di dalam negeri. Saat mau mulai kerja ke luar
negeri, biayanya juga besar.
Kalau tidak bermodal
cukup, kesempatan kamu kerja ke luar negeri pasti kecil. Hal inilah yang
menjadi sumber kontroversi pernyataan mentri P2MI juga. Banyak orang Indonesia
yang tertarik kerja ke luar negeri berharap jalur yang lebih mudah.
Walaupun begitu, jalur
mudah kerja ke luar negeri malah berbahaya. Kerja ke luar negeri harus di seleksi
baik. Jangan sampai kamu hanya ke luar negeri tanpa persiapan bahasa dan
kemampuan cukup. Orang Indonesia yang diminta kerja keras saja terkadang
berontak, jelas gak cocok dengan budaya kerja orang luar! Kalau tidak
dipersiapkan dulu menghadapi kerasnya kerja di luar negeri, orang Indonesia
pasti tumbang!
Barrier biaya memang
bisa dikurangi, tapi barrier tes fisik, tes bahasa, tes mental dan juga tes
kompetensi tidak boleh dibuat luntur. Hal ini perlu dijaga demi keamanan orang
Indonesia biar tidak buat masalah kerja di Jepang.
Berikut adalah contoh
kelakuan Indonesia yang ada di Jepang dan meresahkan warga sana:
Walaupun
sudah disaring dengan ketat, masih ada saja orang Indonesia yang
berperilaku mengganggu orang luar negeri. Walaupun ingin bangga dengan budaya bela
diri Indonesia, bukan berarti bisa berperilaku seenaknya! Itu di negara orang
lho!
Kamu bisa
bayangkan jika barrier kerja ke Jepang makin mudah, pasti orang yang tidak tahu
diri seperti itu makin banyak! Nama Indonesia di mata negara yang menampung
pekerja Indonesia akan jadi rendah. Kalau sudah seperti ini, apakah negara
tersebut mau menerima tenaga kerja dari Indoensia?
Bekerja ke Jepang Lebih Aman dan Untung dengan Jalur IM
Japan
Kalau kamu
mau bekerja di luar negeri dengan aman dan dilatih agar bisa adaptasi dengan
baik, coba saja kerja jalur IM Japan. Lembaga IM Japan merupakan penyalur
tenaga kerja Indonesia untuk magang kerja
ke Jepang.
Penyaluran
dari IM Japan bahkan mendapatkan dukungan dari KEMNAKER RI. Relasi IM Japan dan
KEMNAKER sudah lebih dari 30 tahun. Pihak dari P2MI pasti mengurusi juga tenaga
kerja yang dikirim IM Japan.
Daripada termakan kontroversi pernyataan mentri P2MI, kamu bisa coba kerja di Jepang saja! Kerja jalur ini dipastikan aman dan banyak keuntungan lain seperti tunjangan setelah selesai kontrak magang dengan IM Japan!