Jangan Biarkan Image Indonesia Rusak, Solusi Kasus WNI di Jepang Adalah Lembaga Pelatihan Kerja yang Kompeten!
![]() |
Kasus WNI di Jepang bisa diminimalisir jika Lembaga Pelatihan Kerja beri latihan sikap dan disiplin tinggi. Kredit Gambar: /Unsplash. |
Kasus WNI
di Jepang yang buat masalah jadi viral setelah video dari Neo Japan. Masalah
kelakuan WNI yang rusak bahkan timbulkan rumor tenaga kerja Indonesia di tahun
2026 tidak akan diterima Jepang. Muda-mudi Indonesia yang mau ke Jepang jadi
pada bingung tentunya!
Apakah Benar Kasus WNI di Jepang Bisa Sebabkan Indonesia
Kena Blacklist?
Masalah
seperti ini sangat memprihatinkan. Masalahnya, banyak orang Jepang butuh
bantuan tenaga kerja dari Indonesia. Dulu Duta Besar Jepang di Indonesia
dukung gerakan #KaburAjaDulu ke Jepang. Ini artinya, mereka mau menerima
orang Indonesia. Eh… sekarang malah image Indonesia jatuh akiibat banyak yang
berulah!
Kalau image
Indonesia di Jepang jatuh, orang sana pasti tidak mau lagi terima pekerja WNI.
Dari laporan Neo Japan yang viral, pejabat sana sudah pada komplain. Walaupun
belum ada tindakan yang official dari pemerintah Jepang, kabar yang dibahas Neo
Japan adalah indikasi awal!
Jepang
sebenarnya butuh WNI akibat krisis tenaga kerja di sana. Jadi, pihak Jepang
pasti menimbang sisi negatif terima orang Indonesia di sana dan juga benefit
yang didapat. Ekonomi Jepang bisa runyam kalau kehilangan tenaga kerja
Indonesia yang jumlahnya lebih dari 190.000 orang di Jepang!
Bisa
disimpulkan kabar Indoensia kena blacklist Jepang hanya rumor belaka. Namun,
ada kemungkinan bakal orang Indoensia yang mau kerja ke Jepang dipersulit kalau
banyak WNI buat masalah di Jepang!
Solusi Kasus WNI di Jepang yang Banyak Buat Masalah adalah
LPK
Nah,
solusinya bagaimana? Kasus WNI di Jepang yang banyak buat ulah pasti berasal
dari sikap mereka yang negatif. Pelatihan sikap harusnya jadi materi inti buat
orang Indonesia yang mau kerja di Jepang. Siapa yang cocok buat melatih sikap
tenaga kerja Indonesia yang mau ke Jepang? Lembaga pelatihan kerja Jepang
tentunya!
Orang
Indonesia yang berangkat ke Jepang kebanyakan sekolah di LPK dulu. Lembaga
pelatihan kerja Jepang sudah banyak kok jumlahya di Indonesia. Namun, hanya
sebagian kecil yang kompeten melatih soal sikap.
Kebanyakan
LPK hanya fokus pada kemampuan bahasa dan menyalurkan siswa mereka ke Jepang.
Gak perduli kelakuan si siswa masih minus, yang penting target memberangkatkan
siswa ke Jepang terpenuhi!
Sikap siswa
memang tidak akan menonjol saat proses wawancara kerja ataupun tes kompetensi
kerja ke Jepang. Hal inilah yang membuat orang Indonesia yang sikapnya minus
masih bisa berangkat ke Jepang!
Untuk
mencegah masalah ini, para LPK di Indonesia harus dinaikan kompetensinya.
Melatih siswa seputar budaya Jepang dan norma di sana hanya butuh proses
pembiasaan. Jika mengimplementasikannya di lingkungan LPK degan rutin,
sebenarnya hal ini sudah cukup.
Siswa yang
tidak bisa membiasakan melakukan aturan praktek budaya dan norma Jepang
sebaiknya tidak diberangkatkan dulu. Daripada buat masalah di Jepang, lebih
baik anaknya dilatih intensif soal sikapnya yang tidak mau ikut aturan.
Kasus WNI di Jepang
yang sekarang jadi viral berakar dari orang Indonesia yang tidak mau menurut
aturan saat dilatih di LPK. Orang seperti ini sebenarnya tidak layak kerja di
Jepang! Jangan takut
kena cap LPK Jepang yang tidak mau memberangkatkan siswa! Lebih baik punya cap
ini daripada mengirim siswa yang kelakuannya minus dan buat malu di Jepang
nantinya.
IM Japan Bisa Jadi Contoh Lembaga Pelatihan Kerja Jepang
di Indonesia
LPK yang
mau maju harusnya mulai mencontoh IM Japan. Bagi yang gak tahu, IM Japan adalah
lemaga yang menyalurkan tenaga kerja asing ke Jepang. IM Japan berada di bawah
pengawasan Pemerintah Jepang secara langsung.
IM Japan
juga bekerja sama dengan KEMNAKER RI untuk rekrut tenaga kerja Indonesia. Jadi,
kalau dilihat seksama, IM Japan adalah program G to G untuk menyerap tenaga
kerja Indonesia ke Jepang.
Jalur IM
Japan terkenal murah dan banyak tunjangannya. Namun, masuk ke program kerja
magang IM Japan penuh tantangan. Kamu akan diseleksi tidak hanya fisik dan
bahasa, tapi juga mentalitas dan sikap. Banyak orang gugur dan gagal ke Jepang
karena seleksi IM Japan yang ketat.
Setelah
seleksi saja masih ada 2 tahapan pelatihan yang ketat. Kamu yang gagal pada
saat evaluasi di pelatihan tersebut bisa dikatakan gugur. Hal inilah yang
membuat alumni IM Japan rata-rata tidak bermasalah saat di Jepang.
Seleksi
yang ketat dan fokus pada pelatihan sikap dan mental, membuat tenaga kerja
jalur IM Japan lebih tahan banting. Maka dari itu, hendaknya LPK lain tiru
konsep ini.
Mendaftar IM Japan
mudah, tapi untuk bisa ke Jepang jalur ini, harus melewati proses keras. Hanya
dengan mentalitas kuat, disiplin dan sikap pantang menyerah sajalah yang akan
bawa kamu ke Jepang lewat jalur ini.
Jika semua orang yang berangkat ke Jepang sudah melalui proses ketat, pasti kasus WNI di Jepang bisa diminimalisir. Nama WNI yang ada di Jepang bisa dipertahankan dan orang Jepang bisa lebih suka rekrut orang Indonesia pada akhirnya!