Kolaborasi Indonesia dan Jepang Akan Makin Kuat Soal Budaya Nusantara, Apa Tujuan Kerjasama Ini?

Ternyata kolaborasi Indonesia dan Jepang soal budaya lebih ke arah penelitian perservasi budaya tersebut.
Kredit Gambar: Fairuz Naufal Zaki/Unsplash

Hubungan Indonesia dan Jepang kini bergerak ke arah yang lebih dalam, bukan hanya di bidang ekonomi atau teknologi, tapi juga kebudayaan. Pemerintah Indonesia, lewat Menteri Kebudayaan Fadli Zon, baru saja memperkuat kolaborasi budaya dengan Jepang dalam kunjungan resmi ke National Museum of Ethnology (Minpaku) di Osaka pada Oktober 2025.

Dalam forum itu, Indonesia menegaskan posisinya sebagai mitra strategis dalam riset budaya global. Diplomasi budaya, menurut Fadli, bukan sekadar pameran batik atau tari tradisional, melainkan kerja sama ilmiah untuk memahami kemanusiaan dan sejarah secara lebih mendalam.

Fadil juga berkata bahwa Melalui riset dan kolaborasi akademik, Indonesia dan Jepang tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memperdalam pemahaman tentang peradaban Nusantara.

Pertemuan tersebut mempertemukan sejumlah akademisi Jepang yang telah lama meneliti budaya Nusantara. Di antaranya Prof. Shota Fukuoka (musik Sunda), Prof. Rintaro Ono (arkeologi maritim), Dr. Hiroyuki Imamura (pencak silat), dan Dr. Masami Okabe (tari dan budaya Jawa). Mereka sepakat memperluas program penelitian budaya di Jepang yang berfokus pada etnomusikologi, antropologi maritim, serta warisan seni dan prasejarah Indonesia.

Kementerian Kebudayaan Indonesia sendiri tengah menjalankan proyek besar, seperti restorasi situs Gunung Padang, dokumentasi seni tradisional seperti wayang dan manik-manik Nusantara, serta pemulangan 28.131 fosil dari Belanda untuk mendukung riset prasejarah Indonesia.

Minpaku adalah museum riset antropologi terbesar di Asia dengan lebih dari 50 peneliti dan menjadi tuan rumah acara kerjasama ini. Salah satu pameran terbarunya, “Humans and Boats: Maritime Life in Asia and Oceania”, menampilkan artefak laut Indonesia seperti perahu tradisional dan peninggalan suku Bajau. Pameran itu menggambarkan bahwa peradaban maritim Indonesia adalah salah satu yang tertua di dunia.

Melalui kerja sama ini, penyebaran budaya Indonesia di Jepang tidak lagi hanya lewat pertunjukan seni, tetapi juga lewat riset, kurikulum, dan kolaborasi akademik. Fadli menutup kunjungan dengan pesan bahwa budaya adalah jembatan diplomasi yang paling kuat. Karena di balik gamelan, batik, dan wayang, ada nilai kemanusiaan yang bisa menyatukan dua bangsa di masa depan.

Berbagai organisasi dan komunitas orang Indonesia di Jepang sebenarnya juga usahakan hal seperti ini. Program IM Japan bahkan mendorong pekerja Indonesia partisipasi kenalkan budaya lewat partisipasi sosial.

Semakin banyak orang Jepang tahu dan meneliti budaya Indonesia, makin mudah menyebarkan info budaya ini ke dunia. Semoga kedepannya, Indonesia dan Jepang tidak hanya memperkuat kolaborasi dari segi pendidikan dan budaya, tapi juga ekonomi serta tenaga kerja!

Kolaborasi Indonesia dan Jepang dari segi ekonomi dan kerja bisa kamu lihat dari program IM Japan! Program ini membuka jalur magang tenaga kerja Indonesia ke Jepang yang resmi dapat dukungan KEMNAKER RI dan pemerintah Jepang. Mau ke Jepang yang pasti dan aman? Mengapa tidak coba program IM Japan ini?

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Pendaftaran Siswa Baru

banner

Artikel Terbaru