Ternyata Level Kaiwa Pekerja Indonesia di Jepang Lemah, Gak Kaget Kalau Sering Kena Marah Boss di Sana…

Sayang kemampuan kaiwa pekerja Indonesia di Jepang masih kurang, padahal komunikasi penting di sana.
Kredit Gambar: Ori Song/Unsplash

Tahukah kamu bahwa kemampuan kaiwa pekerja Indonesia di Jepang rata-rata lemah. Walaupun sebelum berangkat sudah ikut tes N4 dan lolos, nyatanya untuk bicara masih banyak yang lemah.

Keterampilan percakapan memang kurang pada banyak pekerja Indonesia di Jepang. Jadi, tidak aneh jika banyak boss di Jepang yang agak kecewa dengan kemampuan komunikasi orang Indonesia.

Memang, pekerja Indonesia banyak yang bisa adaptasi budaya, tidak melanggar aturan dan pekerja keras. Namun, saat diberi perintah ataupun diajak diskusi, banyak yang kurang. Hal ini harus diperbaiki.

Untuk memastikan bisa memperbaikinya, mari gali dulu penyebab pekerja Indonesia lemah kaiwa! Berikut beberapa faktor yang bisa mempengaruhi:

1. Belajar Hanya untuk Lolos Tes Daripada Menguasai Bahasa

Saat proses pelatihan untuk kerja ke Jepang di LPK, para calon tenaga kerja tentu mengejar lolos tes. Mulai dari ujian JLPT, ujian lolos seleksi IM Japan sampai tes bahasa Jepang lainnya. Kebanyakan orang yang mau kerja ke Jepang hanya fokus lolos tes tersebut tanpa ingin menguasai bahasa Jepang secara utuh.

Hasilnya, banyak yang belajar dengan sekedar menghapal kosa kata dan belajar bahasa secara teori. Tidak ada latihan yang fokus soal praktek ataupun spontan pakai bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal, untuk kerja di Jepang perlu kaiwa. Banyak peserta tahu pentingnya kaiwa di Jepang tapi mereka lebih fokus lolos tes. Hal inilah yang akhirnya produksi pekerja Indonesia lemah kaiwa saat sudah kerja di Jepang.

2. Minimnya Paparan Bahasa Jepang Dalam Keseharian

Orang Indonesia lemah kaiwa karena kurangnya paparan bahasa Indonesia di keseharian. Walaupun di kelas sedang belajar bahasa Jepang, bahasa mengajarnya terkadang masih pakai bahasa Indonesia. Hal inilah yang mengurangi para calon pekerja dari paparan bahasa Jepang.

Bahasa Jepang yang bagus untuk kena paparan adalah yang digunakan oleh orang lokal Jepang asli. Hanya dengan sering mendengar bahasa Jepang otentik, kamu bisa belajar soal intonasi, kecepatan bicara, dan kosakata sehari-hari yang umum digunakan yang umum digunakan untuk hidup di Jepang.

Coba paparkan diri kamu ke bahasa Jepang lebih sering. Cari film, video ataupun live streaming orang Jepang asli. Latihan dengan mendengarkan mereka dan coba latihan praktek kaiwa mengulang gaya percakapan yang kamu dengar.

3. Pola Komunikasi di Tempat Kerja yang Terbatas

Kurangnya variasi pola komunikasi di tempat kerja bisa juga jadi faktor. Saat di Jepang, kesempatan berbicara bahasa Jepang menjadi lebih banyak, tetapi pada tempat kerja tertentu, hal ini belum tentu terjadi.

Pada pekerjaan konstruksi dan manufaktur contohnya, pola komunikasi sangat terbatas. Bekerja di Jepang diharapkan fokus pada produktivitas dan tidak boleh sambil ngobrol yang tidak penting. Hasilnya, banyak pekerja Indonesia yang hanya salam-salam formalitas di tempat kerja dan tidak latihan kaiwa.

Gaya komunikasi di tempat kerja cenderung hanya siap menerima tugas, beri laporan, salam, ucapan maaf, terima kasih dan selamat tinggal. Untuk obrolan basa-basi, kesempatannya sedikit. Hasilnya, kaiwa jadi kurang latihan di tempat kerja juga.

Pada tempat kerja lain, latihan kaiwa bisa lebih mudah. Contoh saja sebagai caregiver yang mengajak berbincang para lansia ataupun saat kerja di hotel Jepang yang sering layani tamu.  Kaiwa pekerja Indonesia di Jepang akan lebih baik di kondisi kerja seperti ini.

4. Malu untuk Berbicara dan Melakukan Kesalahan

Sebagian pekerja Indonesia merasa takut melakukan kesalahan atau mengganggu rekan kerja Jepang, akhirnya merkea hindari percakapan panjang. Selain itu, sistem hierarki di tempat kerja Jepang membuat staf junior atau tenaga kerja asing ragu untuk berbicara secara terbuka.

Rasa malu karena ada hirarki ditambah rasa tidak mau lakukan kesalahan bicara, menjadi tembok tersendiri. Padahal, orang Jepang tidak masalah berkomunikasi pada mereka yang belum pandai bahasa Jepang selama ada usaha. Bahasa Jepang yang baik memang diperlukan, tetapi saat sedang latihan, tidak masalah untuk salah berkata-kata.

5. Waktu Latihan Terbatas Setelah Tiba di Jepang

Setelah tiba, pekerja sering menghadapi jam kerja panjang dan cenderung tinggal di komunitas sesama orang Indonesia. Hal inilah yang membuat orang Indonesia melupakan pentingnya bercakap dengan bahasa Jepang.

Selama di lingkungannya hanya orang Indonesia, tidak ada motivasi untuk komunikasi pakai bahasa Jepang jadinya. Alhasil, komunikasi sehari-hari di luar pekerjaan tetap menggunakan bahasa Indonesia, dan kemampuan kaiwa pekerja Indonesia di Jepang tidak berkembang signifikan.

Mari Perbaiki Kemampuan Kaiwa Kamu dari Sekarang!

Menguasai kaiwa tidak hanya berguna untuk pekerjaan, tetapi juga membantu pekerja Indonesia beradaptasi dengan budaya Jepang, membangun relasi, dan meningkatkan peluang karier.

Solusinya mudah untuk perbaiki kemampuan kaiwa adalah menyeimbangkan pembelajaran teori dengan latihan percakapan aktif mulai dari sekarang. Sebisa mungkin sebelum berangkat, kamu harus kuasai level kaiwa yang bisa digunakan untuk interaksi normal dengan orang sana.

Latihan tidak harus kaku, bisa coba dari belajar mendengarkan media Jepang. Setelah itu, coba contoh apa yang kamu tonton dan praktek dengan teman. Jika rutin lakukan ini sambil belajar teori, kamu bisa ahli bercakap nantinya. Semoga bahasan di atas membantu perbaikan level kaiwa pekerja Indonesia di Jepang kedepannya!

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *