Waduh Nilai Yen Jepang Jadi Lesu Setelah Presiden Ishiba Mundur, Bahaya Gak Nih?

Tampilan Presiden Shigeru Ishiba yang sekarang mundur dan jadi penyebab nilai Yen Jepang lemah.
Kredit Gambar: /Flickr

Banyak tenaga kerja Indonesia kawatir akibat nilai Yen Jepang yang turun. Nilai gaji para pekerja Indonesia yang bisa dibawa pulang soalnya tergantung nilai tukar Yen. Jika jatuh, Rupiah yang dikirim ke keluarga akan mengecil.

Dari banyak pemberitaan, penyebab nilai Yen Jepang turun adalah mundurnya Presiden Shigeru Ishiba yang baru saja diumumkan. Keputusan mundur ini membuat nilai Yen turun ke 148.43 terhadap US Dollar. Sedangkan terhadap Euro, nilai Yen turun 173,77. Penurunan ini langsung terlihat pada posisi nilai mata uang di Senin, 8 September 2025.

Penurunan ini juga terasa di penukaran Rupiah. Pada 8 September 2025, 1 Yen hanya dihargai 110,44 Rupiah. Padahal sebelumnya di 1 September sempat capai nilai 111,64 Rupiah per Yen-nya.

Kok bisa keputusan presiden Jepang mundur membuat nilai mata uang Yen turun? Alasan utamanya adalah kestabilan politik dan pemerintahan. Nilai Yen Jepang akan kuat jika kondisi di Jepang kondusif untuk bisnis. Pergantian presiden tentu tidak kondusif untuk bisnis karena artinya akan banyak perubahan birokrasi baru saat presiden baru naik.

Nah, apakah tenaga kerja Indonesia perlu waspada soal turunnya nilai Yen Jepang akibat perubahan presiden? Ternyata tidak perlu terlalu panik. Gaji di Jepang tidak akan banyak berubah untuk sementara ini karena banyak prediksi mengatakan Yen turun hanya sementara. Saat kondisi politik stabil dengan presiden baru, nilai Yen akan stabil lagi nantinya.

Masalahnya, presiden Jepang mundur artinya akan ada proses panjang lagi soal pemilihannya. Saat ada masalah di proses pemilihan presiden baru, kondisi Yen bisa jadi tambah parah nilainya.

Mari doakan bersama agar kasus presiden Jepang mundur dapat segera digantikan dengan yang baru. Semoga saja presiden baru Jepang lebih mampu mengatasi berbagai masalah Jepang, termasuk soal nilai Yen turun dan krisis tenaga kerja. Kalau Jepang bisa lebih terbuka dengan tenaga kerja Indonesia, pasti banyak yang senang nantinya!

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *