Hati-hati Video dan Foto Hoax Soal Jepang, Teknologi AI dan Deepfake Makin Ngeri!

Walau terlihat realistis, ini adalah contoh foto hoax soal Jepang karena lokasi ini tidak ada nyata di sana.
Kredit Gambar: www.Freepik.com

Sekarang ini kamu harus lebih hati-hati dalam mencerna informasi, terutama video dan foto hoax soal Jepang! Memang, info soal Jepang yang astetik menarik, tapi ternyata semua itu belum tentu nyata ada!

Gak sedikit orang yang akhirnya kecewa setelah tahu kebenarannya! Beberapa turis mengaku datang ke lokasi yang viral di media sosial, tapi mendapati tempat itu tidak seperti di foto. Ada yang bahkan tidak benar-benar ada. Ternyata gambar menarik tersebut hanya hasil editan AI atau manipulasi gambar belaka.

Fenomena foto hoax soal Jepang ini makin sering terjadi, dan kini mulai meresahkan. Makanya kamu harus ekstra hati-hati!

Maraknya Gambar dan Video Hoax Soal Jepang di Internet

Fenomena “keindahan Jepang” sudah lama menjadi magnet bagi dunia digital. Namun justru karena ketenarannya, nama Jepang sering dijadikan bahan konten palsu. Kamu bisa cek sendiri mulai dari foto pemandangan buatan AI hingga video pendek hasil edit deepfake.

Jepang memang terkenal dengan inovasi dan keunikannya. Hal inilah yang buat orang sering langsung percaya soal foto-foto unik dan aneh dari Jepang. Padahal, semua itu bohong belaka dan hanya manipulasi netizen tidak bertanggung jawab!

Mengapa mereka lakukan kejahilan dan sebar hoax? Tujuannya sederhana, mereka mencari perhatian berupa view, klik, likes dan interaksi!

Nih, contoh orang membuat video cafe Jepang dengan AI. Kalau gak ada labelnya, orang kadang gak tahu kalau video ini adalah buatan AI:

>Banyak akun media sosial menggunakan video “seolah dari Jepang” padahal direka ulang menggunakan generator AI. Misalnya, video kereta melintas di tengah bunga sakura dengan pencahayaan sempurna. Namun setelah diperiksa, ternyata hasil render dari AI video engine.

Ada juga gambar festival Jepang yang viral karena keindahannya, namun objek manusianya tidak wajar: jumlah jari tidak normal, pola pakaian berulang, atau latar yang terlihat kabur, ini tanda khas hasil buatan AI.

Ada juga foto café dengan pola kucing di bagian eksteriornya sampai ke jalan setapak di sekitar café. Eh ternyata, tempelan pattern kucing ini hanya manipulasi AI. Awalnya orang tertarik mau datang, eh malah jadi ketipu dengan café fantasy yang ternyata tidak benar-benar ada di Jepang!

Karena banyak orang tertarik dengan budaya Jepang, setiap konten yang menampilkan unsur “Jepang” otomatis menarik perhatian. Namun, di balik ketertarikan itu, kebenaran sering diabaikan. Akibatnya, masalah hoax di Jepang bukan hanya terkait isu politik atau sosial, tetapi juga merambah ranah budaya, wisata, dan identitas digital negara itu sendiri.

Masih Kurangnya Aturan soal Penggunaan Deepfake dan Media AI di Jepang

Ironisnya, meskipun Jepang dikenal sebagai negara teknologi, aturan tentang deepfake dan media AI masih tertinggal. Inilah yang membuat banyak orang Jepang sendiri protes dengan penggunaan teknologi AI di bebereapa industri.

Pemerintah Jepang baru mulai menyiapkan kebijakan soal AI generatif setelah muncul banyak kasus penyalahgunaan. Penggunaan tidak bertanggung jawab ini termasuk pembuatan gambar dan video palsu untuk tujuan seksual, politik, dan komersial.

Hingga kini, belum ada undang-undang yang secara spesifik mengatur pembuatan atau penyebaran konten deepfake. Penegak hukum hanya dapat menggunakan pasal umum, seperti pencemaran nama baik atau pembuatan media cabul.

Padahal, kasus penyalahgunaan AI meningkat tajam dalam dua tahun terakhir. Pemerintah Jepang telah membentuk kelompok kerja nasional di bawah Children and Families Agency untuk meneliti dampak AI terhadap masyarakat. Namun, kebijakan konkret baru akan dirilis pada akhir tahun fiscal 2026 mendatang. Inipun baru perencanaan dan belum ada pengumuman kongkrit tanggalnya.

Artinya, hingga saat ini, pengawasan masih longgar dan banyak pengguna internet atau kreator konten di Jepang dapat memanfaatkan celah hukum yang ada.

Banyak Kasus Terjadi Akibat Penggunaan Deepfake dan AI yang Tidak Bertanggung Jawab

Beberapa kasus terbaru memperlihatkan betapa seriusnya masalah ini. Pada Oktober 2025, polisi di Prefektur Akita menangkap seorang pria yang membuat lebih dari 20.000 gambar deepfake pornografi dari wajah 262 perempuan Jepang, termasuk aktris, penyiar, dan idola pop. Pelaku hanya menggunakan perangkat lunak generatif AI gratis dan belajar dari tutorial online.

Lalu sempat ada kasus di mana akun sosial media yang sering bahas Jepang mempromosikan lokasi-lokasi iconictapi hasil manipulasi AI. Sudah banyak orang yang datang ke Jepang dan cari lokasi iconic tersebut dan kecewa karena ternyata palsu.

Selain itu, banyak gambar viral di platform seperti TikTok dan X (Twitter) yang ternyata hasil AI video generator. Mereka menampilkan versi “Tokyo masa depan” dengan jalanan holografik dan langit neon, padahal tidak pernah ada di dunia nyata. Tampilan seperti ini telah banyak menipu generasi yang kurang familiar dengan teknologi terbaru di internet. Beberapa kakek dan nenek mudah sekali percaya rekayasa gambar tersebut.

Semua ini memperlihatkan bagaimana AI dapat memanipulasi pandangan publik tentang Jepang, baik untuk tujuan sensasional, eksploitatif, maupun komersial.

Jangan Mudah Percaya Media yang Mengaku dari Jepang Tanpa Konfirmasi

Dalam era AI yang semakin canggih, berpikir kritis adalah bentuk perlindungan terbaik. Sebelum percaya atau membagikan foto dan video tentang Jepang, lakukan langkah-langkah sederhana berikut:

Periksa sumber aslinya, gunakan reverse image search, perhatikan keanehan visual lalu cek fakta ke media kredibel. Walaupun perlu usaha lebih, langkah-langkah di atas bisa jadi penyelamat kamu untuk hindari hoax.

Sebelum percaya pada foto sakura di bawah salju atau festival Jepang yang terlihat sempurna, berhentilah sejenak dan berpikir, “Apakah ini karya kamera manusia, atau sekadar hasil imajinasi algoritma?”

Kalau mau informasi akurat soal Jepang demi persiapan kerja ke sana, coba daftar ke LPK Saitama. Di sini, kamu akan tahu pasti bagaimana budaya dan pengalaman kerja ke Jepang langsung dari para pengajar. Kamu juga akan diarahkan berangkat magang program pemerintah yaitu IM Japan nantinya. Bagaimana? Tertarik belajar soal Jepang lebih nyata untuk kerja di sana?

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *