Belajar Bahasa Jepang untuk Kerja Bisa Dilakukan di Jepang Juga Lho! Nih, Ada Datanya!
![]() |
| Belajar bahasa Jepang di Jepang makin banyak dilakukan, datanya sudah terekam lho! Kredit Gambar: /Unsplash |
Banyak orang Indonesia sering berhenti belajar bahasa Jepang untuk kerja setelah berangkat ke Jepang. Padahal, mereka belajar belum standar yang puncak. Biasanya baru N4-N3 untuk level bahasa sebelum kerja ke Jepang.
Namun,
tahukah kamu kalau banyak manfaat belajar bahasa saat di Jepang? Ini terbukti
dengan peningkatan jumlah pembelajar bahasa Jepang di Jepang tahun 2024.
Menurut
data, jumlahnya mencapai rekor baru pada tahun lalu, yaitu sekitar 294 ribu
orang. Data ini berasal dari survei pemerintah Jepang yang menunjukkan
meningkatnya minat warga asing untuk memelajari bahasa Jepang seiring dengan
semakin banyaknya pendatang dan pekerja asing yang tinggal di negara tersebut.
Kenaikan
ini menjadi sinyal kuat bahwa kebutuhan pembelajaran bahasa Jepang kini semakin
penting di tengah perubahan demografi Jepang. Namun, kebanyakan orang yang
belajar itu bukan orang Indonesia, kebanyakan adalah warga negara asing dari
berbagai negara luar yang lebih giat belajar.
Sekitar
dua pertiga dari total pembelajar tersebut merupakan pelajar asing, dengan
warga negara China sebagai kelompok terbesar, disusul oleh Nepal dan Vietnam.
Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia masih tersebut jauh lebih mau
tingkatkan skill demi dapat kerja lebih baik di Jepang.
Kalau
warga negara Indonesia di Jepang, kebanyakan hanya puas kontrak pendek dan
membawa pulang hasilnya. Tujuan ini sering terlihat dari banyaknya WNI yang
kerja di Jepang kembali pulang. Jarang ada yang melanjutkan dari TG1 ke TG2
untuk kerja tetap di sana.
Walaupun
lembaga belajar bahasa Jepang di Jepang sudah banyak dan bagus untuk para WNI,
mereka tetap pilih pulang. Akhirnya, jumlah WNI yang berhasil naik level dari
magang, TG1 ke TG2 masih kecil angkanya.
Kalau
di luar lingkup WNI, antusias warga asing belajar bahasa Jepang di Jepang sangat
tinggi. Ini terbukti dengan kenaikan jika dibandingkan survei tahun 2023. Tercatat
jumlah pembelajar meningkat lebih dari 31 ribu orang dari 2023 ke 2024.
Secara
historis, angka ini bahkan hampir lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan
tahun 1990. Setelah sempat turun selama pandemi COVID-19 akibat pembatasan
perjalanan dan aktivitas pendidikan, jumlah pembelajar kini kembali pulih dan
terus bertumbuh.
![]() |
| Diharapkan kenaikan daya tarik belajar bahasa Jepang di pekerja asing merupakan tanda positif. Kredit Gambar: /Unsplash |
Lonjakan ini tidak bisa dilepaskan dari kebijakan Jepang yang semakin terbuka terhadap tenaga kerja asing untuk mengatasi krisis kekurangan tenaga kerja domestik. Namun, di sisi lain, pemerintah Jepang juga sedang meninjau ulang kebijakan terkait orang asing di Jepang, termasuk aspek integrasi sosial danpembelajarannya.
Meski
jumlah pembelajar meningkat, tantangan besar masih ada. Survei menunjukkan
bahwa hampir 40% wilayah di Jepang tidak menyediakan kelas bahasa Jepang bagi
warga asing selain pelajar. Bahkan terdapat lebih dari 170 ribu warga asing
yang tinggal di daerah yang tidak memiliki akses pembelajaran bahasa Jepang
yang memadai.
Selain
itu, dari total lebih dari 50 ribu pengajar bahasa Jepang, sebagian besar masih
berstatus relawan dan hanya sekitar 13,6% yang bekerja penuh waktu. Kondisi ini
membuat beberapa daerah kesulitan memenuhi kebutuhan pengajaran, terutama di
wilayah seperti Okinawa, Tottori, dan Hokkaido, yang memiliki persentase daerah
tanpa fasilitas belajar bahasa Jepang yang cukup tinggi.
Mudah-mudahan
setelah fasilitas belajar ini lebih merata dan bagus, WNI makin tertarik naikan
skill bahasa di Jepang. Belajar bahasa Jepang untuk kerja itu sangat bagus, apalagi buat ngejar kerja permanen di sana dengan
TG2.
Kalau mau coba sendiri, mulai dulu dari magang IM Japan. Nanti kamu bisa lanjut ke TG dan TG2. Kalau butuh memperlancar proses magang IM Japan, jangan lupa belajar di LPK Saitama! Dipastikan kamu bisa belajar bahasa Jepang untuk kerja lebih lancar di sini!



