Masalah Sampah Shibuya Hasilkan Aturan Baru yang Membuat Netizen Jepang Gak Puas, Berikut Penjelasannya!

Masalah sampah Shibuya tidak kunjung selesai walaupun banyak yang volunteer bersihkan.
Kredit Gambar: Hugo Sykes/Pexels

Beberapa waktu terakhir, bahasan masalah sampah Shibuya sempat viral. Jika cek topik soal sampah Shibuya di YouTube ataupun TikTok, kamu bisa temukan banyak videonya.

Jepang yang terkenal sebagai negara bersih ternyata memiliki masalah penumpukan sampah juga. Apalagi jika di lokasi shibuya. Sebagai bukti, kamu bisa cek video berikut ini:

Terlihat kalau ada tumpukan sampah yang banyak tidak terurus di Shibuya. Bayangkan jika ini terjadi setiap hari. Para petugas dan relawan sudah banyak yang bertindak, tapi hasilnya belum maksimal.

Berikut contoh orang Jepang yang bertugas sebagai relawan mengurusi sampah di Shibuya:

Akibat masalah sampah Shibuya tidak membaik, pemerintah di Shibuya, Tokyo sedang merevisi aturan kebersihan kotanya melalui ordinansi “Kita Bangun Kota Shibuya yang Bersih Bersama”. Revisi ini memasukkan kewajiban bayar denda bagi pihak yang buang sampah sembarangan.

Selain denda pada pelaku yang buang sampah sembarangan, pelaku usaha makanan dan minuman juga diberi kewajiban untuk menyediakan tempat penampungan sampah atau wadah pengumpulan di area usahanya.

Kewajiban tersebut berlaku khususnya bagi toko makanan, kafe, convenience store, dan pengelola vending machine di lokasi yang menjadi spot penumpukan sampah. Jika tidak memenuhi kewajiban penyediaan tempat sampah, usaha terkait berpotensi dikenakan denda administratif hingga 50.000 yen.

Latar belakang perubahan aturan ini dipicu oleh meningkatnya volume sampah setelah lonjakan kembali wisatawan dan konsumsi makanan take-out pascapandemi. Pemerintah daerah menilai himbauan tidak lagi cukup dan diperlukan kewajiban agar pengelolaan sampah tidak sepenuhnya dibebankan kepada tenaga kebersihan kota.

Sayangnya, kebijakan baru ini terasa kurang tepat di hati para netizen Jepang. Kebanyakan malah kritik, mengapa beban kebersihan di berikan ke pihak swasta seperti pemilik usaha café, konbini dan vending machine?

Pemerintah yang punya program, harusnya yang tanggung jawab juga sebagian dikelola pemerintah. Contoh saja, pembangunan pusat pembuangan di area Shibuya ataupun pembangunan tempat sampah baru.

Sejumlah anggota dewan lokal dilaporkan menuntut agar pemerintah ward turut menyediakan dukungan, bukan hanya menetapkan kewajiban dan sanksi. Namun, menurut laporan media, pejabat ward menyatakan belum ada rencana dukungan konkret untuk instalasi tempat sampah oleh pelaku usaha.

Selain komplain dari anggota dewan, netizen juga banyak yang suarakan pendapat. Contoh saja postingan di X.com berikut ini:

Pada postingan tersebut, individu ini suka ada aturan denda yang lebih tegas. Namun, merasa kurang pas jika ada denda ke masyarakat Shibuya yang punya usaha. Harusnya penyediaan sampah dilakukan bersama sebagai komunitas, pemerintah dan masyarakat, bukan menekan pihak swasta untuk ambil alih bebannya.

Kalau menurut kamu, aturan baru pemerintah daerah Shibuya ini bagaimana? Apakah menurut kamu sudah bagus kalau tidak ada revisi?

Kalau mau update terus soal aturan hidup di Jepang seperti ini, kamu bisa coba belajar dulu di LPK Saitama. Belajar di sini mempersiapkan kamu tidak hanya ikut program IM Japan tapi siap hidup dan kerja di Jepang!

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Pendaftaran Siswa Baru

banner

Artikel Terbaru