Benarkah Kerja Sopir di Jepang Bakal Lebih Sulit Bagi Orang Indonesia? Berikut Faktanya!

Untuk bisa kerja sopir di Jepang seperti taxi di atas, kamu harus punya SIM yang aturannya dipersulit saat ini.
Kredit Gambar: Izzad Syah/Unsplash

Beberapa tahun terakhir, kerja sopir di Jepang jadi topik yang makin sering dibicarakan di kalangan calon pekerja migran Indonesia. Alasannya jelas: gaji sopir di Jepang cukup tinggi, bisa mencapai ratusan juta rupiah per tahun. Tidak heran kalau lowongan sopir Jepang kini ramai diburu, apalagi setelah banyak lembaga penyalur tenaga kerja dan bahkan KBRI Tokyo sendiri ikut mendorong promosi lowongan kerja bidang ini.

Namun di balik besarnya peluang itu, muncul kabar yang membuat sebagian calon pekerja mulai waswas: benarkah kerja sopir di Jepang bakal makin sulit mulai tahun 2025?

Kenyataannya, Jepang memang sedang menghadapi krisis besar di sektor transportasi. Jumlah pengemudi lokal terus menurun akibat penuaan penduduk dan minimnya anak muda yang mau bekerja di bidang ini. Akibatnya, perusahaan di seluruh Jepang mulai membuka lowongan untuk pengemudi asing, termasuk dari Indonesia. Tapi meski kesempatan kerja terbuka lebar, peraturannya kini berubah.

Mulai 2025, pemerintah Jepang akan memberlakukan sistem baru untuk buat SIM Jepang bagiorang asing. Kalau sebelumnya pengemudi dari luar negeri bisa menukar SIM negara asal setelah tes singkat, sekarang prosesnya akan lebih panjang dan detail. Calon sopir wajib mengikuti pelatihan tambahan serta ujian teori dan praktik yang lebih ketat untuk memastikan mereka benar-benar paham aturan lalu lintas dan budaya berkendara di Jepang.

Salah satu jalur utama bagi pekerja asing untuk menjadi sopir di Jepang adalah melalui program Specified Skilled Worker (SSW) atau Tokutei Ginou. Nah, untuk mendapatkan izin kerja di kategori ini, kamu harus punya SSW sopir, dan syarat utamanya adalah memiliki SIM Jepang yang sah. Tanpa itu, kamu tidak akan bisa mengajukan izin kerja di bidang transportasi. Inilah yang membuat proses menjadi sopir di Jepang terasa lebih sulit bagi sebagian calon pekerja.

Walau tantangan makin tinggi, kesempatan kerja tetap terbuka lebar. Jepang masih sangat membutuhkan sopir truk, bus, taxi, dan kendaraan delivery untuk menjaga rantai pasok dan transportasi publik tetap berjalan. Selama orang Indonesia mau beradaptasi dan belajar cara buat SIM Jepang sesuai aturan baru, peluang kerja tetap besar. Justru, mereka yang bisa menyesuaikan diri dengan sistem baru ini akan lebih dihargai oleh perusahaan Jepang.

Selain itu, jangan lupa bahwa kemampuan bahasa juga jadi faktor penting. Untuk sopir bus dan taxi, biasanya perusahaan menetapkan syarat minimal sertifikat bahasa Jepang N3, karena pengemudi akan berinteraksi langsung dengan penumpang dan memahami petunjuk rute. Sementara untuk sopir truk atau logistik, biasanya cukup dengan N4, tapi kemampuan komunikasi dasar tetap dibutuhkan agar pekerjaan berjalan lancar.

Jadi, apakah kerja sopir di Jepang memang akan makin sulit bagi orang Indonesia? Iya, dari sisi proses administrasi dan pelatihan memang lebih rumit, tapi bukan berarti mustahil. Bila kamu mempersiapkan dengan matang, punya kemampuan bahasa yang cukup, dan tekad untuk mengikuti aturan baru, kesempatan untuk bekerja jadi sopir di Jepang tetap besar.

Intinya, siapa yang siap, dia yang menang. Jepang sedang sangat kekurangan sopir, dan mereka yang bersedia berusaha lebih keras untuk memenuhi syarat akan jadi orang pertama yang mendapat kesempatan emas itu.

Nah, untuk naikan lagi kesempatan kamu bisa kerja sopir di Jepang, tidak ada salahnya kumpulkan pengalaman dengan magang dulu! Coba daftar ke LPK Saitama dan ambil jalur magang pemerintah. Dipastikan peluang kamu jadi sopir selanjutnya bisa lebih terbuka jika punya pengalaman magang di Jepang!

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *