Turis China di Jepang Bakal Menyusut Akibat Relasi Kedua Negara yang Makin Panas, Trus Industri Wisata Sana Gimana?
![]() |
| Kabarnya kehilangan turis China di Jepang bisa berdampak negatif ke pekerja industri wisata sana! Kredit Gambar: /Unsplash |
Siapa sangka bakal tiba masa dimana turis China di Jepang bakal menyusut angkanya. Hal ini disebabkan oleh relasi negara China dan Jepang yang sedang bermasalah saat ini.
Masalah Memanas Antara China dan Jepang
Bagi yang tidak
tahu, Jepang sedang waspada soal militer China yang memiliki kemungkinan
menyerang Taiwan. Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, bahkan
berkomentar bahwa Jepang harus siap melakukukan gerakan militer jika Taiwan
sampai diserang China.
Hal ini menjadi
trigger pemerintah China untuk respon. Pihak China merasa Taiwan adalah bagian
dari negaranya dan Jepang ikut campur urusan dalam negeri. Akibat pernyataan
tersebut, pemerintah China menganjurkan warganya tidak ke Jepang terlebih
dahulu. Hal ini berefek pada industri
wisata Jepang tentunya.
Efek Wisatawan China Pada Industri
Wisata Jepang
Jumlah wisatawan dari China di Jepang sangat besar. Pada tahun 2023, tercatat 652.405 wisatawan datang dari Januari sampai September. Sedangkan pada tahun 2024, tercatat ada 775.500 wisatawan datang dalam durasi bulan yang sama. Diprediksi, tahun 2025 ini harusnya meningkat lagi. Namun, karena kondisi politik, jumlah turis China akan menyusut drastis.
Memang sejak lama relasi
Jepang dan China naik turun. Ada masa panas dan ada masa damai. Namun, setelah
naiknya menteri baru Jepang ini, kondisi relasi dengan China kembali panas.
Walaupun masih berupa warning, kondisi ini berimbas banyak pada kedatangan
orang China di Jepang.
Ada yang bilang penurunan ini bisa jadi sisi positif di tengah kepadatan area wisata di Jepang. Tetapi tetap saja bisa ada efek negatifnya!
Jumlah turis China di Jepang yang menurun akan
mengurangi pemasukan usaha di Jepang. Terutama pada industri wisata. Banyak
yang menduga, pengurangan ini akan terasa di area-area seperti Tokyo, Osaka dan
Kyoto.
Walaupun ada yang
mengeluh akan menyusut angka pemasukan industri wisata, ada juga yang
bersyukur. Masalahnya, turis China jumlahnya banyak dan sering membuat banyak
spot di Jepang overcapacity.
Beberapa prediksi
masih tidak terlalu panik soal kondisi industri
wisata Jepang. Masalahnya, pemasukan dari turis China masih bisa digantikan
dengan kedatangan turis lain seperti negara Amerika, Australia, Eropa, ASEAN dan
Korea Selatan.
Selain itu, penurunan turis China di Jepang tidak akan sepenuhnya
terjadi serentak. Orang-orang yang sudah booking dipastikan tetap datang. Bisa
dibilang, efeknya hanya akan dirasakan pada tahun 2026 dan bukan pada waktu
cepat di akhir 2025 ini.
Apakah Ada Efeknya Untuk Orang Indonesia yang Mau Kerja ke
Jepang?
Bagi orang
Indonesia yang ingin kerja di Jepang, berita ini bisa jadi informasi menarik.
Berkurangnya orang China di Jepang akan hasilkan efek berkurangnya persaingan
kerja.
Pekerja asing dari
China akan ikut berkurang seiring turis China di Jepang berkurang. Nah, para
pekerja China pasti membuka peluang lebih besar bagi orang Indonesia bekerja di
sana.
Selain itu, wisata
ke Jepang masih menarik bagi banyak negera. Jadi, kamu yang ingin bekerja di
industri wisata Jepang pasti memiliki kesempatan!
Bagi kamu yang tertarik kerja ke Jepang, silahkan pakai jalur IM Japan saja! Magang ke Jepang jalur pemerintah ini dapat membuka peluang karir lebih besar bagi kamu. Kalau mau lancar kerja jalur IM Japan, jangan lupa daftar di LPK Saitama, ya!


