5 Penyebab Utama Gaji Kerja ke Jepang Terasa Kurang Buat WNI, Walah Pada Boros Ternyata!
![]() |
| Mau jajan aja harus pikir dulu kalau ngerasa gaji kerja ke Jepang gak cukup buat hidup... Kredit Gambar: /Unsplash |
Di sosial media, banyak WNI orang sering merasa gaji kerja ke Jepang. Mereka yang komplain selalu usulkan kerja ke negara lain seperti Australia dan Korea. Padahal, jika dikonversi ke Rupiah, kerja ke Jepang tetap besar kok.
Ternyata, banyak yang merasa gak cukup akibat bermasalah
soal pengeluaran. Nih, 5 penyebab utama gaji keraj ke Jepang mereka terasa
tidak cukup:
1. Masalah Sering Jajan Makanan
Makanan
Jepang memang banyak yang enak. Apalagi kalau kamu bisa nemu makanan halal yang
pas di lidah. Pasti bakal ingin sering jajan. Namun, kalau gak bisa rem pengeluaran
untuk beli ramen, bento ataupun snack street food, kamu dijamin boros jadinya!
Konbini adalah sumber masalah kalau kamu hobi jajan. Dikit-dikit beli snack dan jajanan di konbini bisa boros. Video di bawah ini biasanya yang pengaruhi WNI biar jajan ke konbini:
Video yang tampilkan barang enak dan jajan, emang paling berpengaruh dalam keputusan sering jajan konbini!
Kalau mau beli jajanan makan untuk camilan, disarankan
beli banyak sekalian pas ke swalayan di Jepang. Harga item memang terlihat
murah di konbini, tapi kalau beli pack grosir di swalayan, kamu bisa hemat
banyak lho!
2. Terlena Belanja Online
Masalah
lain yang pengaruhi biaya hidup di Jepang adalah pengeluaran WNI karena
belanja online. Di Jepang layanan beli online sangat mudah dan terkadang banyak
barang bagus harga miring.
Proses belanja online juga praktis di Jepang karena segala
hal ada dan tentunya praktis. Cuma pencet-pencet, kamu sudah bisa selesai
belanja. Apalagi jika bisa pakai link TikTok untuk selesaikan pembelian, lihat orang live bisa langsung beli...
Mulai dari belnja alat gadget, outfit dan perabotan bakal ada
yang murah dan menarik di toko online Jepang. Namun, kalau kebanyakan beli,
kamu akan kuras hasil gaji kerja di Jepang nantinya. Apalagi, kalau kamu gak
ukur pengeluaran kamu saat beli online.
3. Terlalu Banyak Kirim Uang ke Rumah
| Kiring uang ke keluarga di rumah tentu baik, tetapi perhatian besaran dan keperluannya juga! Kredit Gambar: Wikipedia |
Banyak
kasus WNI di Jepang yang kerja kehabisan uang karena harus bantu orang di
rumah. Keluarga seperti ini terlalu menggantungkan sanak saudara mereka yang
berhasil kerja ke Jepang. Hasilnya, WNI yang di Jepang gak tega dan
mengorbankan kebutuhan hidup di Jepang buat support keluarga mereka.
Walaupun
punya beban keluarga untuk dihidupi, jangan terlalu berlebihan bantu mereka.
Tetap pikirkan masa depan dan kondisi hidup di Jepang. Coba beri jatah kiriman
dan jika diminta lebih, coba jelaskan kondisi kamu.
Membantu keluarga tentu hal yang baik. Namun, jika tidak
dibatasi, hal ini bisa menjadi masalah kelola uang kerja di Jepang yang serius.
Penting untuk menentukan batas kiriman dan menjelaskan kondisi keuangan secara
jujur. Jangan sampai kebutuhan hidup sendiri di Jepang dikorbankan demi
memenuhi permintaan yang sebenarnya tidak mendesak.
Masak sudah
susah-susah kerja ke Jepang masih diminta buat beliin motor adik? Padahal, adik
gak terlalu butuh motor baru! Kondisi seperti ini yang harusnya dihindari.
4. Terjerat Potongan Dana Talang yang Besar
Banyak WNI
yang menggunakna dana talang terjerat masalah potongan. Akibat kurang
perhatikan besaran potongan yang diberikan, mereka akhirnya terbebani setelah
berhasil kerja di Jepang.
Biasanya
potongan dana talang sangat pengaruhi mereka yang pakai visa magang karena gaji
masih kecil dibandingkan visa kerja.
5. Gak Punya Skill Pengaturan Uang
![]() |
| Skill mengatur uang harus dilatih biar gak boros kalau udah kerja di Jepang. Kredit Gambar: /Unsplash |
Masalah kelola uang kerja di Jepang juga menghantui mereka
yang memang gak bisa atur uang. Banyak ternyata WNI yang setiap gajian gajinya
disimpan di apato. Golongan ini gak mikir nabung, penghitungan pengeluaran
ataupun masalah lain.
Saat butuh sesuatu, uang langsung diambil. Selama masih ada,
terus dibelanjakan. Pola ini membuat gaji terasa selalu kurang, berapa pun
jumlahnya. Tanpa perencanaan, penghasilan sebesar apa pun akan cepat habis. Individu seperti ini gak bisa diajak hidup irit di Jepang pokoknya!
Gaji kerja ke Jepang terasa kurang bukan semata karena
nominalnya kecil, tetapi karena kebiasaan dan pola pengelolaan yang kurang
tepat. Mencoba menekan pengeluaran yang tidak penting, mengatur kiriman ke
keluarga, perhitungkan jika ada potongan gaji, dan mulai disiplin mengelola
uang, hidup di Jepang bisa jauh lebih stabil.
Di negeri dengan biaya hidup di Jepang yang tinggi, kemampuan mengatur keuangan adalah skill yang sama pentingnya dengan kemampuan kerja itu sendiri.



