Selasa, 10 September 2024

Negara Paling Workaholik Merekomendasikan Empat Hari Kerja di Jepang, Akankah Aturan Ini Berhasil Implementasinya?

Ilustrasi pekerjaan berat yang bisa lebih ringan dengan aturan empat hari kerja di Jepang.
Kredit Gambar: Farhan Hakim Dariman/Unsplash. 

Tidak di sangka, pemerintahan Jepang sedang mendorong program empat hari kerja. Aturan ini masih direkomendasikan untuk perusahaan-perusahaan besar di Jepang untuk kurangi beban kerja berat di sana!

Seperti yang banyak orang tahu, budaya kerja keras di Jepang sudah mendarah daging. Bahkan ada istilah bekerja sampai mati di negara itu. Untuk menggeser perspektif ini, pemerintahan Jepang mulai mendorong program libur 3 hari dan kerja 4 hari. Akankah program ini berhasil?

Masalah Jam Kerja Jepang yang Terlampau Banyak

Dari dulu, waktu kerja Jepang memang menjadi momok tersendiri. Banyak pekerja asing yang di Jepang sempat kaget akan perbedaan budaya kerja ini. Di Jepang, kebiasaan lembur bahkan sudah biasa.

Biasanya, jam kerja seseorang di Jepang disamakan dengan dedikasi mereka ke perusahaan. Hal inilah yang membuat para pekerja Jepang era dulu rela mengorbankan kesehatan demi sukses perusahaan. Perusahaan yang sukses dibandingkan dengan kebanggaan diri dan juga kesejahteraan juga.

Sayangnya, budaya dedikasi kerja tinggi ini menjadi toxic. Banyak kasus pekerja stress, sakit dan bahkan meninggal akibat jam kerja berlebihan. Walaupun keinginan kerja individu tinggi, hal ini menjadi negatif jika sampai memakan korban.

Selain motivasi kerja orang Jepang, perusahaan juga memanipulasi hal ini. Banyak perusahaan nakal memanfaatkan motivasi kerja karyawan untuk memeras produktivitas mereka. Hal inilah yang menghancurkan kondisi budaya Jepang hingga jadi toxic.

Jika waktu kerja di Jepang berkurang, sebenarnya banyak hal positif dapat dirasakan para pekerja. Contoh kelebihan ini adalah waktu istirahat, sosialisasi dan distress.

Jam kerja yang berkurang dapat membantu karyawan melakukan kegiatan lain  juga. Waktu libur dapat digunakan untuk menjaga kesehatan para karyawan dengan olahraga, cukup istirahat ataupun luangkan waktu lebih dekat dengan keluarga.

Masalah sosial di Jepang juga bisa diperbaiki dengan penambahan waktu libur ini. Bayangkan dengan waktu libur lebih banyak, orang muda Jepang memiliki waktu bersosial dan menjalin relasi. Tidak lagi mereka harus tertekan kebutuhan kerja setiap harinya.

Aturan yang Baru Masih Sebagai Rekomendasi

Dari laporan website berita Independent, mereka menginformasikan bahwa aturan baru ini masih berupa rekomendasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan proses perubahan jam kerja berjalan perlahan dan tidak membuat perusahaan Jepang kaget.

Mengubah budaya kerja Jepang tentu butuh waktu. Jika dipaksakan harus segera berubah, sistem kerja di Jepang bisa bubrah parah. Untuk hindari kejadian tersebut, pemerintah menggunakan jalur pendekatan halus.

Rekomendasi ini telah diberlakukan beberapa perusahaan besar. Sayangnya, perusahaan ini hanya mencakup 8% dari total perusahaan di Jepang. Perusahaan lain masih dalam proses transisi ataupun mengalami kesulitan mengaplikasikan aturan baru ini.

Akankah Menjadi Aturan Wajib Perusahaan?

Banyak yang bertanya apakah program mengurangi jam kerja ekstrim ini akan berhasil? Banyak yang pesimis karena aturan soal jam kerja baru ini baru rekomendasi.

Perspektif perusahaan tentu berbeda soal pemberlakukan aturan ini. Jika perusahaan melihat rekomendasi, mereka belum tentu lakukan hal itu. Apalagi jika mengurangi keuntungan perushaaan, pasti aturan ini diabaikan.

Seperti yang disebut di atas, sudah ada perusahaan yang menggunakan konsep ini. Namun, mereka adalah perusahaan besar. Harapan pemerintah, aturan kerja empat hari berlaku rata ke perusahaan menengah juga.

Untuk cakupan perusahaan menengah, hal ini masih sulit. Kebanyakan perusahaan menengah belum bisa menyerap banyak karyawan, jadi mereka tidak bisa rotasi pekerja untuk penuhi hari libur yang dibutuhkan.

Coba bayangkan perusahaan restoran besar yang sudah capai industri menengah. Mereka butuh karyawan lebih banyak untuk gantikan koki jika ada yang libur hari itu. Jika tidak ada koki yang bisa menggantikan, tidak mungkin restoran berjalan.

Solusi Waktu Kerja yang Diperpendek Adalah Lebih Banyak Karyawan!

Solusi untuk masalah jam kerja adalah menggunakan tenaga kerja lebih demi menutupi kebutuhan kerja. Efisiensi kerja dan juga jumlah orang yang lebih baik dapat membantu pekerjaan tetap sesuai target walaupun bertambah waktu libur.

Nah, banyak perusahaan sebenarnya sudah mulai membuka lapangan kerja baru untuk melakukan perubahan ini. Sayangnya, di Jepang sekarang sedang terjadi krisis tenaga kerja juga. Perusahaan yang buka lapangan kerja, akhirnya beralih menarget tenaga kerja dari luar negeri.

Bagi kamu yang ada di Indonesia dan ingin kerja ke Jepang, sekarang adalah kesempatan yang tepat. Kapan lagi ada kesempatan besar untuk kerja di sana?

Bagi yang ingin cepat diterima kerja di Jepang, daftar saja ke LPK magang Jepang. Kamu akan diajarkan skill bahasa Jepang, budaya kerja Jepang dan juga skill tambahan interaksi lancar di sana.

Membawa kemampuan kerja plus skill bahasa dan sikap yang baik dapat memastikan kamu diterima kerja di Jepang lebih cepat!

LPK Saitama Membuka Pendaftaran Angkatan 121, Lulusan SMA Bisa Langsung Kerja ke Jepang Jika Daftar Sekarang!

Daftar di LPK Saitama membuka peluang lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang dengan mudah! Lulusan SMA bisa langsung kerja ke Jepang? Ben...