![]() |
Ilustrasi pekerjaan berat yang bisa lebih ringan dengan aturan empat hari kerja di Jepang. Kredit Gambar: /Unsplash. |
Tidak di sangka, pemerintahan Jepang sedang mendorong program empat hari kerja. Aturan ini masih direkomendasikan untuk perusahaan-perusahaan besar di Jepang untuk kurangi beban kerja berat di sana!
Seperti
yang banyak orang tahu, budaya kerja keras di Jepang sudah mendarah daging.
Bahkan ada istilah bekerja sampai mati di negara itu. Untuk menggeser
perspektif ini, pemerintahan Jepang mulai mendorong program libur 3 hari dan
kerja 4 hari. Akankah program ini berhasil?
Masalah Jam Kerja Jepang yang Terlampau Banyak
Dari dulu,
waktu kerja Jepang memang menjadi momok tersendiri. Banyak pekerja asing yang
di Jepang sempat kaget akan perbedaan budaya kerja ini. Di Jepang, kebiasaan
lembur bahkan sudah biasa.
Biasanya,
jam kerja seseorang di Jepang disamakan dengan dedikasi mereka ke perusahaan.
Hal inilah yang membuat para pekerja Jepang era dulu rela mengorbankan
kesehatan demi sukses perusahaan. Perusahaan yang sukses dibandingkan dengan
kebanggaan diri dan juga kesejahteraan juga.
Sayangnya,
budaya dedikasi kerja tinggi ini menjadi toxic. Banyak kasus pekerja stress,
sakit dan bahkan meninggal akibat jam kerja berlebihan. Walaupun keinginan
kerja individu tinggi, hal ini menjadi negatif jika sampai memakan korban.
Selain
motivasi kerja orang Jepang, perusahaan juga memanipulasi hal ini. Banyak
perusahaan nakal memanfaatkan motivasi kerja karyawan untuk memeras
produktivitas mereka. Hal inilah yang menghancurkan kondisi budaya Jepang
hingga jadi toxic.
Jika waktu kerja di Jepang berkurang, sebenarnya
banyak hal positif dapat dirasakan para pekerja. Contoh kelebihan ini adalah
waktu istirahat, sosialisasi dan distress.
Jam kerja yang
berkurang dapat membantu karyawan melakukan kegiatan lain juga. Waktu libur dapat digunakan untuk
menjaga kesehatan para karyawan dengan olahraga, cukup istirahat ataupun
luangkan waktu lebih dekat dengan keluarga.
Masalah sosial di
Jepang juga bisa diperbaiki dengan penambahan waktu libur ini. Bayangkan dengan
waktu libur lebih banyak, orang muda Jepang memiliki waktu bersosial dan
menjalin relasi. Tidak lagi mereka harus tertekan kebutuhan kerja setiap harinya.
Aturan yang Baru Masih Sebagai Rekomendasi
Dari laporan website berita Independent, mereka menginformasikan bahwa
aturan baru ini masih berupa rekomendasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan
proses perubahan jam kerja berjalan perlahan dan tidak membuat perusahaan
Jepang kaget.
Mengubah budaya kerja Jepang tentu butuh waktu. Jika
dipaksakan harus segera berubah, sistem kerja di Jepang bisa bubrah parah.
Untuk hindari kejadian tersebut, pemerintah menggunakan jalur pendekatan halus.
Rekomendasi
ini telah diberlakukan beberapa perusahaan besar. Sayangnya, perusahaan ini
hanya mencakup 8% dari total perusahaan di Jepang. Perusahaan lain masih dalam
proses transisi ataupun mengalami kesulitan mengaplikasikan aturan baru ini.
Akankah Menjadi Aturan Wajib Perusahaan?
Banyak yang bertanya apakah program mengurangi jam kerja ekstrim ini akan
berhasil? Banyak yang pesimis karena aturan soal jam kerja baru ini baru
rekomendasi.
Perspektif perusahaan
tentu berbeda soal pemberlakukan aturan ini. Jika perusahaan melihat
rekomendasi, mereka belum tentu lakukan hal itu. Apalagi jika mengurangi
keuntungan perushaaan, pasti aturan ini diabaikan.
Seperti yang disebut
di atas, sudah ada perusahaan yang menggunakan konsep ini. Namun, mereka adalah
perusahaan besar. Harapan pemerintah, aturan kerja empat hari berlaku rata ke
perusahaan menengah juga.
Untuk cakupan
perusahaan menengah, hal ini masih sulit. Kebanyakan perusahaan menengah belum
bisa menyerap banyak karyawan, jadi mereka tidak bisa rotasi pekerja untuk
penuhi hari libur yang dibutuhkan.
Coba bayangkan
perusahaan restoran besar yang sudah capai industri menengah. Mereka butuh
karyawan lebih banyak untuk gantikan koki jika ada yang libur hari itu. Jika
tidak ada koki yang bisa menggantikan, tidak mungkin restoran berjalan.
Solusi Waktu Kerja yang Diperpendek Adalah Lebih Banyak
Karyawan!
Solusi
untuk masalah jam kerja adalah menggunakan tenaga kerja lebih demi menutupi
kebutuhan kerja. Efisiensi kerja dan juga jumlah orang yang lebih baik dapat
membantu pekerjaan tetap sesuai target walaupun bertambah waktu libur.
Nah, banyak
perusahaan sebenarnya sudah mulai membuka lapangan kerja baru untuk melakukan
perubahan ini. Sayangnya, di Jepang sekarang sedang terjadi krisis tenaga kerja
juga. Perusahaan yang buka lapangan kerja, akhirnya beralih menarget tenaga
kerja dari luar negeri.
Bagi kamu
yang ada di Indonesia dan ingin kerja ke Jepang, sekarang adalah kesempatan
yang tepat. Kapan lagi ada kesempatan besar untuk kerja di sana?
Bagi yang
ingin cepat diterima kerja di Jepang, daftar saja ke LPK magang Jepang. Kamu
akan diajarkan skill bahasa Jepang, budaya kerja Jepang dan juga skill tambahan
interaksi lancar di sana.
Membawa
kemampuan kerja plus skill bahasa dan sikap yang baik dapat memastikan kamu
diterima kerja di Jepang lebih cepat!