 |
Apa yang sebabkan lansia Jepang lebih memilih dipenjara daripada hidup sendiri? Kredit Gambar: Matthew Ansley/Unsplash |
Liputan CNN tentang lansia dengan inisial Akiyo di Jepang,
mengungkap fenomena unik di kehidupan orang tua sana. Ternyata lansia Jepang
lebih memilih dipenjara daripada kesepian! Mengapa mereka sampai rela
dipenjara? Bukankah mahal tersiksa hidup dipenjara? Berikut adalah
penjelasannya!
Rangkuman Liputan CNN Soal Lansia Akiyo di Jepang
Untuk
memahami fenomena ini, kamu sebenarnya lebih baik baca lengkap artikel liputan
dari CNN dulu. Namun bagi yang tidak mau baca artikel panjang dari CNN dan
hanya butuh rangkuman, berikut penjelasan pendeknya:
Akiyo
adalah lansia wanita dengan umur 81 tahun di Jepang. Ia hanya memiliki seorang
anak yang sekarang berumur 43 tahun. Dalam kehidupannya sehari-hari, Akiyo
merasa kesepian karena si anak sudah berkeluarga dan hidup terpisah.
Walaupun
mendapatkan kiriman dari si anak, biaya hidup si Akiyo tergolong kurang. Si
anak sendiri tidak bisa kirim banyak uang karena harus memenuhi kebutuhan
keluarga sendiri. Akiyo hanya mendapatkan pendapatan pasti dari pensiun-nya
yang tergolong kecil dan hanya dikirim setiap 2 bulan sekali
Biaya hidup
di Jepang yang semakin naik menekan Akiyo mencuri akhirnya. Saat tertangkap, si
nenek ini langsung dipenjara dan kena hukuman tahanan selama 6 tahun. Setelah
bebas dari penjara, si Akiyo merasa lebih nyaman di tahanan karena memiliki
kenalan, kegiatan dan juga kepastian fasilitas hidup.
Jika hidup
sendiri, Akiyo merasa kekurangan hingga terpaksa mencuri. Setelah bebas selama
beberapa tahun, Akiyo akhirnya memutuskan mecuri lagi dan kembali masuk
tahanan. Dari sinilah, Akiyo mendapatkan perspektif hidup di tahanan lebih baik
daripada hidup kesepian dan kekurangan di lunar bui.
Cerita ini
direkam dan dijelaskan baik oleh CNN pada artikel liputannya. Dari liputan
tersebut, ditemukan juga bahwa banyak lansia lain yang mendapatkan perspektif
sama seperti Akiyo.
Mengapa Lansia Banyak Memilih Penjara Jepang?
Dari
bahasan artikel CNN tersebut, dapat ditarik beberapa informasi penting yang
menjawab mengapa banyak lansia memilih penjara sebagai tempat hidup. Ternyata
mereka merasa kedekatan dengan para tahanan lain dan juga bisa hidup lebih
layak.
Penjara
Jepang memang memiliki fasilitas yang bagus. Di sana, para tahanan dapat
makanan layak dan bahkan pekerjaan. Program pekerjaan yang diberikan juga
menghasilkan uang. Uang yang didapat bisa digunakan selama di penjara untuk
membayar fasilitas kenikmatan tambahan di penjara. Uang tersebut bisa juga
disisihkan untuk dibawa pulang setelah bebas nantinya.
Sistem
seperti ini jelas lebih baik daripada hidup kesepian dan kekurangan di luar
penjara. Akibat pandangan ini, mulai kasus pencurian oleh banyak lansia Jepang. Para lansia mengaku jika
tidak mencuri tidak bisa hidup cukup dan jika dipenjara, mereka malah lebih
senang tidak hidup kesepian.
Kondisi menyedihkan
lansia kesepian di Jepang ini juga disebabkan oleh lansia yang sudah putus asa.
Mereka tidak perduli soal masa depan mereka. Jika mati, ya tidak apa-apa, jika
dipenjara malah lebih senang, jika hidup kesusahan, mereka lebih memilih
mencuri. Semua ini menjadi realitas sedih bagi sebagian kelompok lansia di
sana.
Hanya lansia yang
masih mendapatkan keluarga saja yang happy di hari tua. Namun, mereka yang
sudah ditinggalkan keluarga ataupun hidup sebatang kara, kondisinya
menyedihkan. Tidak heran para lansia Jepang lebih memilih dipenjara daripada
kesepian dalam keseharian realitas tersebut.
Solusi yang Sedang Dipersiapkan Pemerintah
Untuk
mengatasi masalah lansia lebih memilih penjara, pemerintah sebenarnya sedang
memproses program bantuan lansia baru. Program ini berupa suntikan dana untuk
tempat tinggal bersama bagi para lansia. Bisa dibilang rumah susun dengan
berbagai fasilitas yang membantu interaksi sosial para lansia.
Bangunan
khsus lansia ini akan dikunjungi rutin oleh petugas yang cek kondisi kesehatan
lansia, dan memberikan bantuan bagi mereka yang butuhkan. Hal ini akan membantu
para lansia tidak hidup terisolasi sendiri dan bahkan memiliki kegiatan bersama
dengan lansia lain.
Pemerintah
juga perlu cek berbagai faktor
penyebab banyak lansia Jepang kesepian lainnya. Misal soal masalah keluarga dan
lansia yang sudah sebatang kara. Solusi dua hal ini tidak mudah tentunya.
Di satu sisi, relasi
keluarga tentunya sangat sensitif. Walaupun ada bantuan konseling keluarga,
belum tentu para lansia dan anak-anaknya akur. Beban hidup lansia tentu tidak
murah dan jika keluarga malah memandang para lansia sebagai beban, hubungan
keluarga mereka bisa keruh nantinya.
Faktor masalah hidup
sebatang karang juga tidak mudah solusinya. Pemerintah Jepang harus terus
mendorong para muda-nya untuk menikah dan menghasilkan anak. Lansia yang
sebatang karang biasanya karena tidak memiliki anak dan sanak saudara lain.
Jika orang Jepang lebih mudah menikah, tidak akan ada lagi lansia sebatang kara
di sana!
Program Lansia Pemerintah Bisa Jadi Kesempatan Bagi Tenaga
Kerja Jepang
Jika
dilihat dari program pemerintah yang akan diluncurkan untuk membantu banyak
lansia Jepang, tenaga kerja Indonesia sepertinya memiliki kesempatan di situ.
Krisis
tenaga kerja di Jepang menyebabkan pekerja untuk mengurus lansia di sana pasti
kurang. Pemerintah Jepang sudah sering mengundang pekerja dari Indonesia untuk
mengisi lowongan tersebut. Kaigo atau caregiver di Jepang selalu butuh banyak
orang.
Jika
program pemerintah berjalan, pasti lebih banyak lagi lowongan Kaigo yang
terbuka. Saat permintaan tenaga kerja tinggi, pasti banyak bayaran tinggi
ditawarkan juga. Para tenaga kerja Indonesia yang bermimpi dapat gaji banyak
dan kerja di Jepang bisa ambil kesempatan ini.
Semoga
bahasan tentang lansia Jepang
lebih memilih dipenjara daripada kesepian ini menarik bagi kamu. Mari isi lowongan kerja di sana dan
rawat lansia yang membutuhkan. Siapa tahu, kehadiran tenaga kerja Indonesia
bisa bantu golongan lansia yang memilih hidup di penjara.