![]() |
Aturan 4 hari kerja di Tokyo diharapkan mengubah keseharian dan membantu kehidupan sosial orang sana. Kredit Gambar: /Unsplash |
Aturan 4 hari kerja di Tokyo Jepang direncanakan akan berjalan pada April 2025. Pemberlakuan awal akan fokus pada staff pemerintahan, tetapi kedepannya akan berlaku rata untuk semua perusahaan di Tokyo.
Penjelasan Pemberlakuan 4 Hari Kerja di Tokyo Jepang
Pemberlakuan
4 hari kerja per minggu diharapkan dapat membuka waktu lebih banyak bagi
keluarga. Jika kebutuhan kerja di perpendek, keluarga memiliki waktu lebih
banyak untuk bersama. Diharapkan waktu bersama ini mampu memperbaiki demografi
di Jepang.
Bayangkan
dengan 4 hari kerja ini orang single yang punya banyak waktu kosong untuk
sosialisasi, pacaran dan menikah. Pada pasangan, mereka memiliki waktu lebih
untuk bersama dan akhirnya memiliki anak.
Penghalang
utama orang muda Jepang punya anak adalah halangan waktu kerja yang terlalu
panjang. Waktu kerja ini penting untuk dapatkan penghasilan, tetapi di sisi
lain mengurangi banyak kegiatan sosial orang muda.
Masalah jam kerja di
dunia kerja Jepang memang menyedihkan. Akibat dedikasi kerja dan demand untuk
pemasukan besar, banyak orang muda di Jepang diminta kerja ekstra. Mulai dari
lembur lebih dan bekerja di hari weekend sudah sering terjadi di Jepang. Hal
ini berlangsung sudah puluhan tahun hingga menggerus potensi berkeluarga banyak
orang.
Sekarang, pemerintah
ingin mengurangi masalah jam kerja ini dan membuat jam kerja hanya untuk 4 hari
kerja saja. Sisanya, 3 hari bisa digunakan banyak anak muda untuk mengelola
mental, rasa stress serta jalin hubungan sosial dan keluarga.
Akankah Peraturan Ini Efektif Membantu Demografi Jepang?
Walaupun
tujuannya baik, banyak pihak merasa masalah
demografi tua di Jepang terlalu kompleks untuk diselesaikan dengan perubahan
jam kerja ini. Memang menangani masalah demografi tidak bisa hanya andalkan
satu cara saja.
Pihak Jepang juga
tidak bisa lihat efek 4 hari kerja untuk keluarga di Tokyo ini hanya dalam 2
atau 3 bulan saja. Pembiasaan jam kerja dan implementasi yang menyeluruh di
segala sektor kerja di Tokyo harus dilakukan dulu. Nanti jika sudah benar-benar
bagus implementasinya, barulah bisa diperiksa hasilnya.
Jika di Tokyo efeknya
bagus, barulah penggunaan aturan 4 hari kerja diberlakukan untuk seluruh
Jepang. Penggunaan aturan 4 hari kerja di Tokyo Jepang hanya sebagai sampel terbesar
bagian Jepang. Semoga aturan ini bisa berefek baik bagi Jepang dan merubah
situasi demografi di sana.
Hanya saja tingkat
efektif aturan ini tidak ada yang tahu. Niat dan tujuan penggunaan kebijakannya
bagus, tapi efek kedepannya bisa berbeda dari ekspektasi. Jepang adalah negara
yang memiliki situasi unik angka kelahiran negatif, jadi kebijakan seperti ini
tidak bisa dibandingkan dengan negara lain.
Walaupun tidak tahu
bagaimana situasi masa depan, banyak para ahli yang positif kondisi Jepang akan
membaik. Masalah kerja di Jepang yang berat dan menekan anak muda akan terus
dikurangi agar generasi baru bisa menjalin keluarga dan menghasilkan keturunan
lebih banyak bagi Jepang.
Bagaimana Pengaruh 4 Hari Kerja untuk Tenaga Kerja Asing
di Jepang?
Aturan di
Tokyo ini ditujukan untuk kebutuhan orang Jepang, tapi efeknya pasti sampai ke
tenaga kerja asing yang ada di area tersebut. Bagaimana efek aturan hari kerja
ini ke tenaga kerja asing nantinya?
Tentu saja
positif! Siapa sih yang ingin kerja lama-lama dan tidak bisa luangkan waktu
dengan keluarga. Terutama untuk tenaga kerja asing yang memiliki keluarga di
Jepang, mereka bisa kelola waktu lebih baik pastinya.
Jepang
sangat terbuka pada tenaga kerja asing yang keluarga-nya sudah masuk Jepang dan
ingin memiliki anak. Orang asing yang melahirkan di Jepang tetap akan diakui
sebagai orang Jepang. Hasilnya, angka kelahiran Jepang tetap terbantu.
Semoga
kedepannya, para tenaga kerja asing di Jepang bisa buat keluarga di sana dan
bantu perbaiki demografi negara tersebut. Mudah-mudahan aturan 4 hari kerja di Tokyo Jepang ini efektif
untuk membuat demografi Jepang membaik kedepannya!