![]() |
Jepang butuh imigrasi untuk maju dan melepas kondisi bermasalah sekarang ini. Kredit Gambar: Vic Lee/Pexels |
Pada saat wawancara, Lekh Juneja yang merupakan CEO perusahaan makanan Kameda Seika mengutarakan pendapat tajam. Ia mengatakan bahwa Jepang butuh imigrasi untuk maju. Opini yag keluar dari CEO kelahiran India ini ditanggapi berbeda oleh banyak orang. Apakah benar pendapatnya ini?
Pendapat yang Membuat Diskusi Banyak Pelaku Bisnis di
Jepang
Kata-kata
CEO kelahiran India ini menjadi diskusi hangat di sosial media, terutama di
antara pelaku bisnis. Ada yang bilang opini Juneja bias karena dirinya adalah
kelahiran India. Namun, pandangan bias ini tidak sepenuhnya benar karena Juneja
sudah tinggal tetap di Jepang sejak 1984. Jadi, walaupun kelahiran India,
Juneja bisa dibilang termasuk orang Jepang saat ini.
Tanggapan
lain dari opini Juneja adalah dukungan yang kuat dari para pelaku bisnis.
Banyak pelaku bisnis mengaku sulit menggaet tenaga kerja muda Jepang. Kondisi krisis tenaga kerja di Jepang makin parah
sekarang., para pelaku kerja tidak bisa hanya andalkan tenaga kerja Jepang,
jadi usulan imigrasi menarik bagi mereka.
Sekarang saja, banyak
pelaku bisnis yang sudah menggunakan agensi untuk cari tenaga kerja asing.
Kerja sama dengan agensi tersebut mendatangkan pekerja banyak dari Vietnam,
Pakistan, China, Myanmar dan Indonesia.
Para tenaga kerja yang
digunakan dari agensi jauh lebih baik dalam mengisi kebutuhan kerja usaha.
Terutama pada industri konstruksi, manufaktur, caregiver dan pertanian. Semua
pekerjaan yang intensif butuh banyak tenaga kerja inilah yang paling parah
terkena imbas krisis tenaga kerja.
Jika Jepang tetap
tertutup seperti sekarang, krisis tenaga kerja tidak akan terselesaikan.
Walaupun bisa memasukan tenaga kerja asing sekarang, besaran yang bisa terserap
tetap terlalu kecil. Selain itu, birokrasi menjadi tenaga kerja asing di Jepang
tetap sulit.
Banyak orang ingin
bekerja di Jepang tapi terhalang karena tidak bisa mendaftar ke agency. Di
Jepang, jika kamu tidak daftar lewat agency, hanya kemungkinan kecil kamu
diterima kerja di sana. Walaupun ada lowongan kerja yang terbuka, perusahaan
tidak bisa asal ambil tenaga kerja tanpa tekanan birokrasi aturan Jepang yang
ada.
Jepang Perlu Bergerak Adaptasi Pasar Global
Menurut
Lekh Juneja Jepang sebenarnya sudah punya potensi tumbuh yang besar. Hal ini
terbukti dengan situasi ekonomi Jepang yang tumbuh cepat di era pasca perang
dulu. Perkembangan ekonomi Jepang setelah kalah Perang Dunia ke 2 bisa dibilang
sebagai keajaiban ekonomi.
Hal yang
mendorong keajaiban ekonomi Jepang adalah motivasi tinggi dan ide baru. Orang
Jepang di era itu mencoba berbagai hal yang mereka pelajari di luar dan
merubahnya menjadi hal unik untuk negara mereka.
Sekarang,
orang Jepang condong anti perubahan. Bagaimana bisa berkembang di era global
jika takut mencoba hal baru? Hal unik yang dikembangkan Jepang sekarang ini
sudah kalah bersaing dengan Amerika, Korea Selatan dan China.
Bila Jepang
terlalu nyaman dengan kejayaan masa lalu dan tidak mau berubah dan adaptasi,
mereka akan tertinggal. Untuk mengubah mindset yang sekarang menghalangi
globalisasi Jepang, migrasi dapat jadi solusi. Jepang butuh imigrasi untuk maju
karena jalur ini mendatangkan orang baru dan konfrontasi global ke dalam
Jepang.
Migrasi Bisa Perbaiki Demografi di Jepang Juga
Orang luar juga
dapat membawa motivasi tinggi untuk berkeluarga. Sekarang di Jepang sedang
terjadi krisis pernikahan dan kelahiran. Jika orang Jepang banyak yang ingin
menikah tapi sulit mencari pasangan orang Jepang juga, orang asing yang datang
bisa jadi target.
Banyak
cerita sukses keluarga blasteran di Jepang saat ini. Orang Indonesia saja ada
yang beruntung bisa menikahi orang Jepang dan menjadi keluarga bahagia. Jika
kesuksesan keluarga bisa muncul berkat peran pendatang, mengapa tidak membuka
imigrasi lebih baik di Jepang?
Sebagai solusi masalah demografi Jepang, migrasi dapat
mendatangkan keluarga juga. Orang asing yang suka bekerja di Jepang bisa
dapatkan visa untuk mengajak keluarga mereka tinggal di Jepang. Secara tidak
langsung, program ini mendatangkan anak dan generasi baru ke Jepang.
Banyaknya Lansia di Jepang Menghambat Perkembangan
Aspek lain
yang membuat perkembangan Jepang lebih lambat adalah banyaknya lansia di
Jepang. Lansia di Jepang masih memegang kendali besar dalam berbagai aspek
keputusan di sana. Para lansia umumnya sangat anti perubahan dan sulit adaptasi
untuk globalisasi.
Semakin
banyak lansia, makin kecil suara anak muda Jepang yang ingin perubahan.
Pemerintah juga lebih fokus pada suara mayoritas tentunya. Sayangnya, kondisi
masyarakat Jepang sekarang adalah mayoritas generasi lansia.
Jika ada
suntikan penduduk dari luar berkat imigrasi, ada kemungkinan demografi Jepang
juga bergeser. Semakin banyak tenaga kerja muda datang dari luar, perubahan
suara dominan di Jepang bisa berubah menjadi lebih global.
Para Pendatang Dari Luar Dapat Menumbuhkan Angka Anak Muda
dan Ide Baru
Manfaat kedatangan
warga asing ke Jepang adalah datangnya ide-ide baru. Contoh mudah saja soal
kuliner. Opsi kuliner di Jepang bisa jadi banyak seperti sekarang berkat
kedatangan banyak orang luar ke Jepang.
Contoh saja hidangan
kebab yang terlihat otentik di Jepang tidak akan ada tanpa imigran timur tengah
yang menetap di Jepang. Para pengusaha tersebut membuka opsi kuliner orang
Jepang dan membuatnya lebih global.
Jepang
butuh imigrasi untuk maju, dapat ide baru dan mengobati masalah demografi.
Semoga kedepannya, Jepang mencoba ide baru ini secara lebih serius. Sangat
disayangkan jika Jepang terus tergerus masalah krisis tenaga kerja, kelahiran
dan pernikahan terus menerus.